Bamsoet Minta Santri dan Pesantren Aktif Gerakan Ekonomi Nasional

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo minta santri dan pesantren aktif menggerakan perekonomian nasional karena santri dan pesantren yang tersebar di sampai ke pelosok tanah air merupakan kekuatan sosial yang harus ditransformasikan menjadi kekuatan ekonomi.

“Saya mendukung upaya santri zaman now yang telah melakukan berbagai terobosan untuk membantu pergerakan ekonomi rakyat. Pengabdian yang telah dilakukan santri dan pesantren melalui pembangunan akhlak, juga perlu ditingkatkan melalui pengabdian membangun ekonomi rakyat,”

Hal itu dikatakan politisi senior Partai Golkar ini ketika menerima pengurus Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Kamis (6/12). Hadir dalam pertemuan itu antara lain Wakil Ketua Umum HIPSI Sugeng Wijono, Rizky Arlinda (Wakil Sekjen) dan anggota Fraksi Golkar DPR RI, M Sarmuji.

Pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut menyarankan HIPSI bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memaksimalkan peran santri dan pesantren.

Dengan dana desa yang mencapai Rp 1 miliar, setiap desa bisa melakukan berbagai upaya agar warganya bisa semakin sejahtera seperti yang sudah dilakukan Desa Umbul Ponggok, Klaten yang mengembangkan wisata air.

“Potensi wisata, perdagangan dan sosial desa harus dilipatgandakan untuk kemakmuran masyarakat. HIPSI bisa berkontribusi menjadi mitra BUMDes sebagai lokomotif pemberdayaan masyarakat. Jika aktivitas ekonomi desa sudah bergeliat, otomatis warga akan semakin sejahtera,” terang Bamsoet.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini mengapresiasi HIPSI yang telah membuka tiga outlet retail ‘99 Mart’ untuk memfasilitasi 2.000 lebih UMKM dan masyarakat sekitar menjual produknya.

Karena itu, Bamsoet mendukung usaha HIPSI yang tengah menggiatkan usaha daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik yang diekspor ke berbagai negara, seperti Belanda dan Jerman.

“Peluang lain yang bisa dilakukan melalui pemberdayaan masjid. Dengan 800.000 lebih, masjid tak hanya menjadi tempat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melainkan juga menjadi tempat pemberdayaan ekonomi dari umat untuk umat,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *