JAKARTA, Beritalima.com– Penting meningkatkan kerjasama ekonomi serta perdagangan dan investasi Indonesia dengan Selandia Baru. Kedua negara sama-sama menginginkan kerjasama yang terjalin menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan Parlemen Indonesia dengan Komite Pembangunan Ekonomi Parlemen Selandia Baru di Gedung Parlemen setempat di Wellington, Selandia Baru, Kamis (8/11).
Dalam pertemuan itu Parlemen Indonesia dipimpin Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo. Politisi senior Partai Golkar ini didampingi Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, Ketua Fraksi PAN DPR RI, Mulfachri Harahap serta sejumlah anggota DPR RI dari berbagai fraksi.
Komite Pembangunan Ekonomi Parlemen Selandia Baru dipimpin Jonathan Young didamping sejumlah anggota antara lain Melissa Lee, Andrew Falloon, Lawrence Yule, Tamati Coffey, Liz Craig, Simeon Brown dan Nicola Willis.
Dikatakan Bambang, 2024 ditargetkan perdagangan bilateral Indonesia dan Selandia Baru mencapai Rp 40 triliun atau sekitar USD 2,9 miliar. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru terus meningkat.
“Tahun silam, total ekspor Indonesia ke Selandia Baru USD 437,8 juta. Impor Indonesia dari Selandia Baru USD 751,1 juta. Untuk mencapai target USD 2,9 milliar 2024, diperlukan kerjasama yang lebih baik antar kedua negara,” ujar Bambang.
Wakil Ketua Umum Kadin ini menuturkan, kerjasama di bidang ekspor non migas dari Indonesia ke Selandia Baru sempat terjadi pasang surut. Pada 2012 ekspor non migas Indonesia ke Selandia mencapai USD 366 juta.
Namun, 2016 terjadi penurunan 1,62% menjadi USD 357,5 juta. Beruntung, 2017 nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru mengalami kenaikan 15,32 persen menjadi USD 412,4 juta.
Ekspor Selandia Baru ke Indonesia juga mengalami penurunan 3,35 persen dari USD 696,2 juta 2012 menjadi USD 660,9 juta 2016. Di 2017, kinerja impor meningkat 13,66 persen menjadi USD 751,2 juta. “Kita harapkan nilai ekspor kedua negara bisa terus meningkat di tahun mendatang,” papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menegaskan, Indonesia terus berupaya membuka akses pasar Selandia Baru agar menerima berbagai komoditas unggulan Indonesia.
Saat ini, Selandia Baru telah menerima komoditas buah dari Indonesia, seperti manggis, salak dan kopi. “Indonesia melihat peluang masuknya buah tropis dari Indonesia ke Selandia Baru masih sangat terbuka. Kami berharap mangga, nanas, pisang segera diekspor ke Selandia Baru,” tutur Bamsoet.
Lebih jauh, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, kerjasama di bidang investasi, perlu mendorong rencana investasi yang sudah ada agar segera direalisasikan. Kedua negara berkomitmen agar sejumlah proyek yang telah diputuskan dapat diimplementasikan sesegera mungkin.
Sepanjang 2010-2015, realisasi investasi Selandia Baru di Indonesia US$ 32,2 juta. Dari jumlah itu yang teralisasi 77 persen di industri makanan. Malah 2017 investasi Selandia Baru di Indonesia US$ 15 juta untuk 73 proyek. “Kami harap angka investasi ini dapat meningkat di tahun berikutnya,” kata Bamsoet.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini menambahkan, saat ini Indonesia mengembangkan kebijakan Poros Maritim Dunia. Kebijakan itu menempatkan Indonesia sebagai poros kerjasama maritim diantara negara-negara yang terletak di kawasan Indo-Pasifik.
“Kami harapkan Selandia Baru turut menyukseskan program Indonesia itu dengan melakukan investasi di bidang kelautan. Terlebih, belum lama ini Selandia Baru memperoleh penghargaan negara terbaik dalam penanganan sumber kelautan secara berkelanjutan,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)