JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyatakan keprihatinannya rasa kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia terus menurun.
Karena itu, kata laki-laki yang akrab disapa Bamspoet ini, selurun elemen bangsa ini harus instrospeksi dan waspada terhadap tergerusnya ideologi bangsa ini. Itu terbukti dari hasil penelitian atau survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga riset kredibel sebagai indikator.
“Hasil survei sangat mengkhawatirkan kita dimana nilai-nilai ideologi dan kebangsaan berada dalam posisi bahaya,” tegas politisi senior Partai Golkar itu dalam pidato laporan kinerja DPR RI tahun sidang 2017-2018 di Ruang Sidang Paripurna DPR RI Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (29/8).
Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Jawa Tengah VII tersebut mencontohkan, indeks Ketahanan Nasional yang disusun Labkurtanmas, Lembaga Ketahanan Nasional itu mengindikasikan melemahnya ketahanan ideologi dan politik dalam kurun tujuh tahun terakhir.
Indeks ketahanan ideologi, yang meliputi variabel toleransi, kesederajatan dalam hukum, kesamaan hak kehidupan sosial, dan persatuan bangsa, cenderung terus merosot dari skors 2,31 (pada 2010) menjadi 2,06 (2016).
Gambaran serupa, kata Bamsoet, diperlihatkan hasil Survei Nilai-Nilai Kebangsaan (SNK) yang dilakukan BPS. Dari 100 orang Indonesia, 18 orang bahkan tidak tahu judul lagu kebangsaan Indonesia, 53 persen orang Indonesia tidak hafal seluruhnya lirik lagu kebangsaan; dan 24 dari setiap 100 orang Indonesia tidak hafal sila-sila Pancasila.
Dikatakan, sekarang kehidupan negeri ini diliputi kabut apatisme dan pesimisme, riuh kegaduhan dengan miskin solusi, banyak gerakan jalanan tanpa kejelasan arah yang benar, saling percaya lenyap dalam pergaulan, kebaikan dimusuhi, kejahatan diagungkan, toleransi, keragaman dan perbedaan dibenci.
“Yang tampak jelas adalah politik identitas kembali dirayakan. Sebab utama dari itu semua tidak lain karena kita mengalami krisis nilai kebangsaan, akibat keterbelakangan di bidang pembangunan nilai,” jelas laki-laki kelahiran Jakarta, 10 September 1962 tersebut.
Karena itu, lanjut Bamsoet, terasa penting untuk memperhatikan jalinan erat antara nilai-nilai budaya, kebangsaan, politik dan ekonomi, sebagai sesuatu yang tak terpisahkan.
Lagu Indonesia Raya dengan jelas mengingatkan semua. “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya!” Kedua sayap pembangunan itu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus bergerak serempak, selaras, dan seimbang,” ungkap dia.
Itulah, kata Bamsoet, refleksi dan renungan kita bersama sebagai bangsa bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun DPR RI yang ke 73. Sehingga semua harus mengarahkan semua pembahasan dalam rancangan undang-undang.
“APBN dan pengawasan kepada pemerintah sepenuhnya ditujukan untuk memperkokoh visi kebangsaan, memantapkan ideologi, melaksanakan dengan sungguh-sungguh amanah UUD 1945, memperkokoh NKRI demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur di bawah lindungan dan ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)