TANJUNG SELOR – BERITA LIMA – KALTARA
Salah satu fokus yang cukup penting di bidang pertahanan pada tahun ini adalah pengamanan di wilayah perbatasan Negara, baik itu yang berbatasan langsung dengan daerah darat, laut maupun udara.
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dengan Malaysia misalnya, daerah pinggiran Indonesia yang satu ini merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran kebijakan Kementerian Pertahanan tahun ini. Komandan Korem (Danrem) 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Samarinda, Kolonel Infantri Makmur Umar yang menaungi daerah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kaltara saat dikonfirmasi terkait hal tersebut mengatakan, untuk didaerah perbatasan khususnya wilayah Kaltara tidak ada masalah.
Namun demikian, kata dia, pihaknya masih tetap terus berupaya mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi, Dengan berbagai macam cara diantaranya dengan membuat tambahan pos jaga di perbatasan. “Ada pengembangan untuk posnya, karena daerahnya cukup luas. Yang ada di perencanaan itu akan ada 5 pos yang ingin dibangun diperbatasan,” ujar Makmur.
Untuk lokasi pembangunannya sendiri, kata dia, itu masih belum bisa dipastikan olehnya mengingat dirinya juga baru di tugaskan di daerah ini. “Jika tidak salah itu untuk Kaltara akan ada dua pos yang dibangun,” ucapnya. “Pastinya itu ada dalam catatan kami untuk penambahan pos itu,” sambungnya. Selain itu, lanjutnya, dukungan pengamanan dari sisi teknologi juga akan dilakukan oleh pihaknya, salah satunya dengan penggunaan drone (pesawat tanpa awak). “Itu (drone) itu harus ada. Dan kita seharusnya memiliki itu,” ungkapnya.
Dengan begitu, tuturnya, kegiatan rutin seperti patroli itu bisa ditiadakan, cukup hanya dengan menggunakan drone saja sudah bisa dipercaya untuk digunakan memantau wilayah khususnya di perbatasan ini. “Jadi satelit yang ada harus digital semua. Sudah seharusnya kita manfaatkan Ilmu dan Teknologi (IT) yang ada.
Terutama untuk wilayah perbatasan, agar tidak ada lagi kekayaan alam kita seperti kayu yang dicuri oleh negara tetangga,” tegasnya. “Untuk waktu pengadaannya (drone) itu tergantung dari menteri pertahanan, beliau mengatakan dalam waktu dekat ini itu akan direalisasikannya. Tapi untuk persisnya kami belum mengetahui,” sambungnya.
Sedangkan untuk jumlah personel yang ada di perbaatasan itu sendiri, dirinya meyakini bahwa yang ada saat ini rasanya sudah cukup memadai. Hal itu ditandai dengan keberhasilan mengagalkan dan menangkap sejumlah barang selundupan yang ada.
Intinya saat ini, bagaimana caranya daerah perbatasan yang dikatakan derah terkebelakang ini dapat menjadi daerah terdepan. “Memang harus ditingkatkan, karena sekarang ini daerah kita sudah menjadi beranda terdepan Indonesia,” pungkasnya.(****)