Bank Aceh Syariah Lakukan Studi Banding Proses Bank Devisa Bank NTT

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Bank Aceh Syariah (BAS) melakukan studi banding terkait proses Bank Devisa PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) di Kupang, Kamis (29/3/2023).

Kunjungan dan studi banding Direktur Kepatuhan Bank Aceh Syariah, Yusmaldiansyah didampingi Andi Purwito (Pemimpin Divisi Produk Layanan), dan Hikmat Boerhany (Kepala Bidang Identifikasi & Pengukuran Divisi Manajemen Risiko) diterima Direktur Kepatuhan Bank NTT Christofel Semuel Melianus Adoe, Direktur Dana & Treasury Bank NTT Johanis Landu Praing, dan Direktur Kredit Paulus Steven Messakh, Hadir pula para kepala Divisi dan staf Bank NTT.

Direktur Kepatuhan Bank Aceh Syariah, Yusmaldiansyah menyampaikan terima kasih kepada Direksi Bank NTT yang bersedia menerima Bank Aceh Syariah melakukan studi banding terkait proses Bank Devisa PT Bank NTT.

Pada kesempatan itu,Yusmaldiansyah menyampaikan perkembangan Bank Aceh Syariah hingga saat ini.

“Kami sedikit memperkenalkan Bank Aceh Syariah, yang memang kami berencana untuk menjadi bank Devisa sebagaimana rencana dilakukan oleh Bank NTT. Karena bank NTT sudah duluan tentunya tidak ada salahnya kami datang ingin bertanya, ingin mendapat masukan, ingin mendapat sedikit ilmu tentang apa-apa yang dihadapi Bank NTT dalam rangka menuju Bank Devisa”, kata Yusmaldiansyah.

Dikatakan Yusmaldiansyah, Bank Aceh Syariah saat ini telah mempunyai 27 kantor cabang, termasuk dua cabang di luar Aceh. Ada di Sumatera Utara yang didukung dengan enam buah capemnya, kemudian ada di Jakarta yang baru dibuka tahun lalu.

Ia mengatakan, total aset Bank Aceh Syariah hingga penutupan Tahun Buku (TB) 2022, telah mencapai lebih kurang Rp29 triliun, dengan komposisi Rp18 triliun diantaranya untuk pembiayaan.

Ia juga menyampaikan sekilas tentang Bank Aceh Syariah bahwa secara keseluruhan sudah mencapai 200 unit termasuk dengan cabangnya. “Kita tidak ada lagi kantor kas, semua sudah ditingkatkan jadi kantor cabang”, jelasnya.

Sementara itu, Christofel Semuel Melianus Adoe, menyampaikan terima kasih kepada Bank Aceh Syariah yang datang ke Bank NTT untuk melakukan studi banding, terkait proses bank devisa Bank NTT.

“Terima kasih atas kepercayaan kepada kami untuk berdiskusi terkait dengan kegiatan bisnis operasional terutama terkait dengan persiapan menuju bank devisa.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini Bank NTT belum memperoleh izin bank devisa.

“Saat ini sementara proses, semoga di bulan April ini kita ajukan permohonan izin ke OJK. Dan proses ini dipimpin oleh Direktur Dana dan Treasury pak Johanis Landu Praing”, katanya.

Ia menambahkan bahwa di tahun 2023, Bank NTT dalam proses untuk pemenuhan modal inti melalui KUB.

“Kita juga sudah berdiskusi dengan teman-teman BPD karena modal inti kita posisi Februari 2023 iRp2,4 triliun. Kurang lebih masih 600 miliar lagi yang harus kita kejar sampai dengan tahun 2024 nanti”, jelasnya.

Senada yang sama juga disampaikan Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Johanis Landu Praing. Menurutnya, terkait bank devisa Bank NTT saat ini masih berada dalam level progres sehingga ini tahap pembelajaran bersama antara Bank Aceh dan juga Bank NTT.

“Sehingga pada kesempatan ini perlu kami sampaikan bahwa kami bangga, senang dan bahagia bisa bersinergi dengan teman-teman Bank Aceh Syariah”, kata Johanis Landu Praing. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait