Perdebatan panjang bumi bulat atau datar, tidak cuma adu konten di medsos, tetapi sudah menyentuh ranah science. Adu hitung-hitungan berdasarkan science, bukan tanpa dasar, kedua belah pihak saling menunjukkan teori yang diyakininya benar.
Curvature bumi atau lengkungan bumi, Flaters (kubu bumi datar), bersikukuh tidak ada curvature dan curvature dianggap imajinasi tanpa pembuktian.
Berdasarkan teori umum dan menjadi pedoman Globers (kubu bumi bulat), tiap 1 km kita akan melihat lengkungan bumi 0,3 meter, dalam artian benda apapun yang berjarak 1 km, bagian bawahnya akan tertutup lengkungan bumi 0,3 meter.
Teori umum itu lantas dibantah oleh Flaters dan bantahan ini dibuktikan lewat percobaan di lapangan.
Dengan perkembangan teknologi masa kini, laser dengan kemampuan berkilo-kilo meter, dijadikan sarana pembuktian. Bukti tidak cuma sekedar omong kosong, bukti itu didokumentasikan dalam bentuk visual yang tersebar di youtube.
Pembuktian lantas mengarah pada penggunaan ELOIK ALK3001-30 30mw dan ketinggian titik sinar laser dipastikan 1,2 meter, sedangkan lempeng logam dengan diameter 30 cm, berdiri dengan ketinggian 1,2 meter.
Jarak titik laser dengan lempeng logam sejauh 5,4 km. Bila angka 5,4 km itu dihitung berdasarkan teori umum, maka diketemukan angka lengkungan bumi 2,32 meter.
Logikanya, apabila lengkungan bumi benar-benar ada menurut science, sinar laser akan meleset sejauh 2,32 meter dari lempeng logam. Kenyataannya, sinar laser tepat berada diareal lempeng logam yang sama-sama berketinggian 1,2 meter.
Pengamatan langsung, menjadi dasar Globers untuk kembali membuktikan bahwa lengkungan bumi itu benar-benar ada.
Bukti ini merupakan bukti yang sangat klasik. Bukti ini juga sangat logis dan sangat mudah untuk kita pahami. Jika kita berada di pantai dan melihat kapal sejauh 10,6 km, maka bagian paling bawah kapal akan hilang terhalang tertutup lengkungan bumi. Hal ini membuktikan bahwa bentuk bumi adalah bulat.
Flaters lantas membantahnya, dengan menggunakan teknologi kamera jenis Nikon P900 yang memiliki kemampuan zoom 80 kali kamera umumnya, kapal sejauh 10,6 km terlihat utuh hingga bagian paling bawah. Padahal menurut teori umum, seharusnya bagian bawah kapal akan hilang 8.82 meter tertutup lengkungan bumi.
Flaters beranggapan, kapal hilang dari pandangan mata bukan karena lengkungan bumi, tetapi perpesktif mata.
Perspektif sangat jelas terlihat pada lampu penerangan di jalan yang lurus dan jauh jaraknya. Kita melihat lampu penerangan semakin jauh semakin mengecil, padahal ketinggiannya semua sama. Demikian juga pada jalur rel kereta api yang lurus dan jaih jaraknya, kita melihat sisi kanan kiri rel kereta api seakan mengecil, padahal jaraknya semua sama.
Pembuktian lengkungan bumi lainnya dengan pengamatan horison bumi di pantai. Globers meyakini horizon membuktikan adanya lengkungan bumi dan bumi itu bulat.
Horison bumi yang terlihat melengkung, lantas dibantah Flaters dengan penggunaan kamera jenis anti fish eye, Garmin VIRB XE, dengan kamera ini, horison bumi sama sekali tidak terlihat melengkung.
Argumen antara Globers dengan Flaters memang sangat menarik, bantahan demi bantahan terus menerus terjadi.
Walaupun keduanya penuh Kontra teori maupun praktek, kedua kubu tetap saling menjaga komunikasi dan tidak ada permusuhan sama sekali atau mengarah pada tindakan yang merugikan sepihak. Kedua kubu sama-sama mengganggap ini hanya perbedaan pemikiran, tidak boleh dicampuradukkan hal-hal lain diluar konteks perdebatan bentuk bumi. *(dodik)*