BANGYUWANGI, beritalima.com – Jumlah masyarakat yang melalukan vaksinasi di Kabupaten Banyuwangi terus dikebut . Ini semua untuk mencapai herd immunity hingga menuju 70 persen dari jumlah penduduk yang saat ini berjumlah 1.708.114 jiwa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, vaksinasi dosis pertama di Banyuwangi mencapai 673.689 orang atau setara 50,27 persen dari target sebanyak 1.340.222 orang.
Pemkab Banyuwangi dalam hal ini memanfaatkan puskesmas yang berjumlah 45 se Kabupaten Banyuwangi. Setiap puskesmas ditargetkan menyuntikkan 250 dosis sehari kepada masyarakat secara umum.
“Kita sinergi dengan tenaga kesehatan kita yakni puskesmas seluruh wilayah Kabupaten, agar kegiatan vaksinasi ke desa desa juga tercakup,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani, Selasa (02/11/2021).
Selain itu, Pemkab Banyuwangi bersama lembaga Legislatif juga juga mengandeng aktivis mahasiswa , Civitas Kampus , TNI – Polri , Organisasi masyarakat dan sejumlah partai politik untuk mengebut progam vaksinasi.
Hal tersebut juga dibenarkan Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara. “Dalam hal ini Pemkab Banyuwangi mengendeng seluruh Instansi pemerintah atau swasta, dan seluruh organisasi mahasiswa beserta civitas kampus maupun Parpol terus bahu membahu untuk vaksinasi,” ujar Ketua DPRD I Made Cahyana Negara,Selasa (02/11/2021).
Ia juga menjelaskan ibu hamil yang berjumlah 5.300 menurut dana dinas kesehatan juga menjadi sasaran vaksinasi. “Untuk ibu hamil, targetnya ada 5.300 yang memenuhi syarat vaksinasi terkait usia kehamilannya. Per kemarin sudah 2.478 ibu hamil disuntik dosis 1,” ujar Made.
Politisin asal Ketapang ini menambahkan, vaksinasi pada kalangan remaja juga akan ditargetkan menyasar kurang lebih 11.500 siswa. Dan vaksinasi akan dilakukan baik secara door to door datang ke sekolah, maupun yang dilaksanakan di area publik.
Made yang sudah dua kali menjabat ketua DPRD Banyuwangi dari Fraksi PDIP juga akan memfokuskan ke Wilayah Wongsorjo dam Muncar karena rendahnya jumlah warga yang melakukan Vaksinasi.
“Ke depan akan fokus ke Wongsorejo dan muncar karena jumlah vaksinasi di sana rendah” tambahnya. (bi)