WONOSOBO, beritalima.com – Kodim 0707/Wonosobo bekerja sama dengan kantor Kesbangpol menyelenggarakan pembinaan terhadap generasi muda dalam rangka membentengi dari pengaruh globalisasi demi kelangsungan NKRI. Pembinaan diberikan kepada anak – anak SMA Kristen Wonosobo pada Selasa (11/12)
Kepala SMA Kristen Endang Pujiastuti mengucapkan terima kasih kepada Kodim dan Kesbangpol atas terselenggaranya pembinaan kepada generasi muda dalam rangka menangkal bahaya globalisasi bagi anak didik. Ini sebuah tema yang sangat tepat diangkat karena saat ini sudah mulai bisa dirasakan begitu besar dampak yang terjadi. Semoga dengan adanya pembinaan ini anak – anak bisa mengambil pelajaran sehingga kita semua bisa melaksanakannya
Kapten Inf Heru Utomo yang mengisi materi tentang upaya menangkal bahaya globalisasi bagi generasi muda. Saat ini hampir semua anak SMA menggunakan internet baik lewat HP atau pun lewat komputer. Semua anak bisa mengakses yang mereka cari. Itu merupakan salah satu terjadinya globalisasi. Kita tidak bisa melarang anak untuk menggunakan internet, akan tetapi kita berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan agar generasi tidak kena dampak dari globalisasi.
Faktor – fatkor mendorong lahirnya globalisasi antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, terbentuknya sistem perekonomian negara di dunia, liberalisme keuangan internasional, dan semakin besarnya keinginan orang untuk melakukan traveling antar negara atau pindah dari negara satu ke negara lain.
Respon Bangsa Indonesia terhadap globalisasi adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang : setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Tantangan: setiap orang diberi kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya.
Saat ini perilaku generasi muda sangat memperihatinkan karena pengaruh dari penggunaan internet khususnyan lewat HP. Menurut sebuah survai menunjukan bahwa 61% memeriksa ponsel pintarnya selama kurang lebih 5 menit setelah bangun tidur. 96 % membuka notifikasi yang masuk di ponselnya setiap pagi selama 1 jam. 75% menghabiskan waktu sekitar 15 menit sebelum tidur, untuk memeriksa ponsel pintarnya seperti memeriksa notifikasi email, pesan atau notifikasi dari sosial media. Jika ini terus dibiarkan maka sangat mungkin akan merubah perilaku.
Dari perilaku tersebut meningkatnya angka permasalahan sosial dimasyarakat seperti aborsi dikalangan remaja, penggunaan narkoba, perkelahian antar remaja, seks bebas meningkat, maraknya geng motor. Itu semua tidak lepas dari pengaruh penggunaan internet (dampak negatif dari globalisasi).
Untuk itu dalam rangka membendung negatif globalisasi. Kapten Inf Heru Utomo memberikan beberapa solusi seperti meningkatkan keimanan dan ketaqwaan nmelalui kegiatan keagamaan, remaja harus lebih sering dalam belajar dari pada menggunakan HP, sebagai generasi muda harus bisa mentaati aturan seperti ditidak bolos sekolah, mengerjakan PR. Menghormati, Generasi muda harus selektif dalam menerima informasi. Dan hindari budaya instan dalam kehidupan sehari – hari.
Kepala Seksi Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kantor Kesbangpol Wonosobo, Eko Riyanto menyebutkan, pembinaan pengaruh globalisasi sangat diperlukan kepada generasi muda sebagai calon penerus bangsa. “Generasi muda harus memiliki karakter yang baik, sehingga pada saatnya nanti apabila memimpin bangsa ini bisa membawa kesejahteraan bagi Indonesia,” ujar dia. Untuk membentuk karakter, merupakan tugas semua elemen bangsa. Dalam rangka membentengi dari pengaruh negatif globalisasi.
Bergesernya nilai-nilai luhur bangsa Indonesia saat ini tentu harus menjadi perhatian semua komponen bangsa. Sebab, kondisi saat ini nilai karakter merupakan warisan leluhur mulai luntur, akibat tergerusnya arus globalisasi. “Kami berupaya melakukan penyuluhan ini kepada generasi muda, masyarakat umum, dan komponen bangsa lain mengandeng Kodim 0707,” tutur dia. (Faut)