Beginilah Antusiasisme Siswa MTsN 1 Balikpapan Diajar Pakai Pendekatan MIKIR

  • Whatsapp

Balikpapan, Kalimantan Timur, – Walaupun guru yang mengajar adalah guru yang lagi praktik, ternyata siswa MTs 1 Negeri Balikpapan sangat antusias diajar dengan pendekatan MIKIR atau Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi. Sebuah pendekatan pembelajaran aktif yang saat ini baru dikenalkan oleh Tanoto Foundation kepada para pendidik dari 24 sekolah mitra yang terpilih di Balikpapan. Antusiasisme terlihat saat pembelajaran di kelas dan ungkapan-ungkapan mereka setelah pembelajaran.

“Biasanya kami diajar dengan cara monoton, para guru banyak ceramah. Kali ini pembelajarannya sangat asik, sangat menyenangkan dan kami jadi lebih mengetahui materi yang dibawakan,” ujar Apriliani, siswa kelas tujuh yang diajar oleh ibu Sri Rejeki, bersama timnya ibu Tuti Lestari dan Ibu Yayu Mahmudah yang dalam praktik kali ini bergantian memfasilitasi pembelajaran tentang larutan asam, basa dan garam (24 Oktober 2018).

Pendekatan MIKIR ditujukan untuk mendorong siswa agar benar-benar mencapai kompetensi dasar yang diinginkan dengan melakukan percobaan dan pengamatan, baik secara kelompok maupun individu, tukar gagasan dan pengetahuan yang ditemukan dengan Interaksi dan komunikasi lewat diskusi, kunjung karya dan presentasi.

Ridho juga menyatakan hal yang sama. “Belajar dengan bermain membuat saya sangat bersemangat,” ujarnya antusias. Bersama Indah, Ridho juga menyatakan lebih memilih pembelajaran model MIKIR dibanding dengan model ceramah yang biasa dilakukan para guru.

Menurut Ibu Sri Rezeki, guru MTsN 1, pembelajaran yang dilakukan dengan metode MIKIR memang efektif untuk menyampaikan materi. Siswa menjadi terlibat dengan pembelajaran dan jadi sangat antusias. “Kalau pembelajaran dengan metode ceramah, siswa biasa mengantuk, sering bosan,” ujarnya.

Samsul Huda, pengawas dari Kemenag, lebih jauh menyatakan “Dulu kami mengajar dengan model begini; apapun materinya, metodenya tetap sama yaitu ceramah. Pengalaman ini luar biasa bagi saya,” ujarnya.

Namun menurut Sri Rezeki, pembelajaran dengan metode MIKIR memang membutuhkan persiapan yang lebih banyak. “Bahkan tadi malam saya sampai malam mempersiapkannya,” ujarnya.

Sri Rezeki merupakan salah satu dari sekitar 135 peserta kegiatan Pelatihan Praktik Baik Pembelajaran untuk SMP dan MTs yang digelar menjadi dua gelombang di Balikpapan. Selama tiga hari para peserta program PINTAR Tanoto Foundation yang bekerjasama dengan Kemendikbud, Kemenag dan Kemenristekdikti ini dilatih membuat skenario pembelajaran dengan pendekatan MIKIR, melakukan simulasi dengan pendekatan yang baru dikenalkan tersebut dan juga langsung praktik di sekolah di hari ketiga.

“Pembelajaran ceramah yang satu arah adalah pembelajaran yang kurang demokratis dan kurang bisa mengembangkan potensi-potensi siswa. Pendekatan MIKIR yang lebih berorientasi untuk mengaktifkan siswa dengan kegiatan mengalami, bertukar gagasan dan kreatifitas adalah sesuai dengan zaman demokrasi modern saat ini, “ ujar Agus Prihantoro, Spesialis Pembelajaran SMP/MTs Program PINTAR Tanoto Foundation.

Syaiful Bahri, Kabid Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan berharap dengan pelatihan ini, kualitas guru jadi meningkat. “Dari mulai tahun 1983 sampai guru mendapatkan sertifikasi saat ini, tidak saya dapatkan perubahan kinerja guru yang signifikan. Saya berharap dengan pelatihan ini, kinerja guru dalam pembelajaran meningkat dengan pesat,” ujarnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *