Belum Lama Selesai di Kerjakan Badan Jalan di Sunter Sudah Retak

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com-
Berbagai elemen masyarakat Jakarta Utara, mendesak Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan pengecoran ulang terhadap badan jalan di Jl. Danau Sunter Utara . Pasalnya, jalan tersebut belum dua bulan selesai di kerjakan tetapi sudah retak.

Retakan tersebut dikhawatirkan akan menjadi pemicu bertambahnya patahan baru di titik-titik badan jalan tersebut.
Hal ini dilontarkan tokoh pemuda Jakarta Utara, Yahya Amar, saat ditemui wartawan di lokasi jembatan, “Kalau tidak dicor ulang daya tahan jalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dan dalam waktu tidak lama lagi seluruh badan jalan yang baru dicor akan rusak. Akibatnya pengecoran jalan yang diharapkan bertahan 20 tahun lebih malah tidak tercapai. Yang rugi kembali masyarakat dan pengusaha yang melintasi jalan di sini,” katanya, Minggu (29/1/2016).

Dari pengalaman yang dirasakan Yahya selama ini, kerusakan jalan yang baru dicor kerap tidak diperhatikan oleh instansi terkait. Padahal menurut dia akses Jl. Danau Sunter Utara merupakan salah satu jalur utama untuk kegiatan ekspor impor oleh perusahaan-perusahaan yang terdapat di wilayah Sunter.

Yahya berharap agar Dinas Bina marga DKI tidak melakukan upaya melindungi pengusaha yang mengerjakannya. Sebab menurut dia, kerusakan jalan yang baru dikerjakan kontraktor selalu berulang akibat kurang tegasnya instansi terkait atas kesalahan serta kerusakan yang timbul, “Akibatnya kontraktor tidak terlalu pusing dengan kualitas pekerjaannya. Ini tidak boleh terjadi lagi,” tandasnya.

Terpisah, pemerhati struktur dan kegempaan, Hamboro Wiryanto mengatakan, retakan pada badan jalan lebarnya yang lebih dari 5 mm, dapat disebabkan oleh perencanaan yang salah atau proyek dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan.
“Baik dari kualitas maupun kuantitas yang dituangkan di dalam dokumen kontrak. Keduanya saling berhubungan. Kalau perencanaan salah, otomatis pelaksanaannya salah. Atau perencanaannya benar, tetapi pelaksanaannya yang salah. Jika pelaksanaan yang salah tentu perlu ditelisik lebih dalam apakah pengawas proyek tersebut memiliki kompetensi mengawasi proyek. Jangan-jangan hanya orang suruhan,” kata Hamboro.

Dijelaskan Hamboro, secara teknis, beton retak dalam satu arah ke arah memanjang atau ke arah melebar maupun permukaan beton bergelombang tak beraturan, adalah akibatk karakter beton yang gagal menyebarkan tegangan (tekanan) ke permukaan yang lebih luas. Hal ini juga dapat disebabkan oleh perencana tidak memperhitungkan secara akurat daya dukung tanah di bawahnya.

Salah satu solusinya tambah Hamboro dengan grouting menggunakan mutu yang lebih tinggi. “Grouting sendiri adalah pekerjaan memasukkan bahan yanv dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan, sehingga bahan tersebuy akan mengisi retak-retak dan lubang-lubang. Kemudian setelah beberapa saag bahan tersebut akan menggeras dan menjadi satu kesatian dengan tanah yang ada. Dan masih ada beberapa metode lain tergantung kerusakan yang timbul. Memang tak mudah, tapi wajib hukumnya karena untuk kepentingan masyarakat luas,” terangnya. (Edi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *