SURABAYA, beritalima.com | “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan tuntun dia ke jalan menuju surga”, salah satu hadis Rasulullah SAW tersebut, seperti menggambarkan likunya perjuangan para pencari ilmu di wilayah lereng bukti atau tebing.
Kesan itu ditangkap Lia Istifhama, Sekretaris MUI Jatim, yang pernah berkunjung saat acara Haflah Akhirussanah Yayasan Pendidikan Ma’arif Al Ma’shum Banyubang, 23 Juni lalu.
YPM Al Ma’shum tersebut, terletak di salah satu desa dalam Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Grabagan merupakan pecahan dari Kecamatan Rengel. Rengel sendiri, berasal dari kata ereng-ereng yang berarti tebing, dan angel yang berarti susah. Akses menuju Rengel memang membutuhkan perjuangan, mengingat kontur atau kondisi daerah Rengel yang memang berada di bawah bukit kapur. Kondisi serupa pun tampak pada Kecamatan Grabagan, mengingat keduanya memang semula dalam satu wilayah kecamatan.
Meski tidak mudah untuk melewati, apalagi di tengah malam hari, namun justru perjuangan menuju ke wilayah tersebutlah, yang disebut ning Lia sebagai alasan munculnya rasa decak kagum.
“Meski di wilayah yang aksesnya cukup terbatas dalam beberapa hal tersebut, namun warga disana ternyata sangat guyub dan kompak mengisi keseharian dengan jam’iyah. Ini menunjukkan solidaritas yang tinggi. Mereka juga memiliki semangat tinggi dalam ilmu, terbukti, lembaga pendidikan Al Ma’shum disana, sangat melekat di hati masyarakat,” jelasnya melalui seluler (16/7).
“Semaraknya acara Haflah Akhirussanah yang berlangsung hampir pukul 12 malam saat itu, menunjukkan bahwa masyarakat setempat sangat menyukai kegiatan positif seperti pengajian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di sana. Ini bukti bahwa semangat mereka kuat dan tidak luntur untuk tetap menguatkan ilmu anak-anaknya.”
YPM Al Ma’shum yang merupakan lembaga dibawah naungan NU, memiliki keterlekatan dengan tokoh NU setempat. Hal ini dijelaskan Miftah, Kepala MI Nurul Huda yang bernaung di bawah YPM Al-Ma’shum,
“Lembaga kami bukan hanya tempat mencari ilmu, namun juga ngalap berkah poro kiai. Alhamdulillah, sampai sekarang pun, lembaga kami memiliki keterlekatan yang sangat dekat dengan tokoh NU setempat, seperti Ketua MWC NU Kecamatan Grabagan Ali Mashudi, juga ulama’ asli Banyubang, yaitu KH. Munir Amin dan KH. Nur’amin.”
“Menurut kami, peran penting para ulama sangat kami harapkan karena pembelajaran tanpa penghormatan kepada guru atau sesepuh, akan sia-sia. Ilmu dan moral harus menyatu, dan itu menjadi ruh pendidikan kami.”
Pria paruh baya yang juga Wakil Ketua MWC tersebut, kemudian mengutip sebuah hadis: “Pelajarilah ilmu, dan pelajarilah untuk ilmu ketenangan dan sopan santun, dan berendah hatilah kamu kepada orang yang kamu belajar daripadanya.”
YPM Al Ma’shum yang kini memiliki ratusan siswa, memiliki sistem pembelajaran yang kompetitif. Ekstra kurikuler mereka pun berjalan aktif, seperti Pramuka dan drumband.