Berharap Produktivitas Pertanian Melalui Dampingan, Perempuan Tani HKTI Jatim Sinergi Dengan Pupuk ‘BOTANI’

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com | Dikenal masif turun ke petani, organisasi sayap HKTI, Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jawa Timur kali ini semakin menunjukkan geliatnya dalam penguatan spirit agraris di berbagai daerah. Seringkali menggemakan Jatim Bangkit sebagai wujud meneladani semangat Gubernur Khofifah, Pertani HKTI dengan Ketua Umum Dian Novita Susanto, kali ini melakukan tanam padi bersama petani desa Bokor, Kabupaten Malang. Berlangsung dengan gayeng, tanam bareng yang diselenggarakan oleh Lurah Desa Bokor, Kelompok Tani Subur Desa Bokor, DPD Pertani HKTI Jatim, DPC Pertani HKTI Kabupaten Malang, dan PT. Tunas Harmoni Abadi (Pupuk Cair Biotani).

Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, Ning Lia Istifhama yang secara langsung melakukan tanam padi, menyampaikan kesannya dengan spirit perjuangan petani. Doktoral UINSA yang saat itu didampingi pengurus Pertani HKTI Jatim Siti Fatimah Kurniasari, juga menyebutkan tagline ‘selamatkan pertanian, selamatkan kehidupan’.

“Kami merasakan sendiri, betapa tidak mudahnya profesi seorang petani. Harus sabar, kuat fisiknya, dan berani menghadapi kendala apapun selama proses tanam hingga panen. Kalau tidak ada mereka yang masih setia berjuang, maka anak cucu kita makan apa? Kalau mengandalkan impor, berarti menunda spirit swasembada dan kemandirian pangan. Oleh sebab itu, peran petani lokal sangat penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan di negri ini.”

Sedangkan Yuliana, Ketua DPC Kabupaten Malang, menjelaskan bahwa banyak kelompok tani yang mengharapkan pendampingan.
“Kami memang memiliki beberapa petani binaan selain petani desa Bokor. Dan untuk saat ini, banyak petani yang menanti kehadiran Perempuan Tani HKTI Jawa Timur dan DPC Kabupaten Malang. Kami bersyukur meski secara swadaya, masih tetap bisa bersinergi untuk turun ke kelompok tani-kelompok tani.”

Dalam kesempatan tersebut, juga berlangsung diskusi dengan petani. Ada beberapa hal yang disampaikan petani, diantaranya yaitu mengenai ketidakseimbangan antara biaya selama tanam padi hingga panen dengan pendapatan yang diterima saat panen dan problem penyimpanan hasil panen saat terjadi musim panen (surplus gabah). Tentunya, persoalan pangsa pasar juga menjadi problem mereka setiap panen. Bahkan, mereka mengeluhkan tempat penggilingan gabah yang tidak mudah didapat kecuali dengan cara menjual gabah besar dengan harga anjlok. Diantara permasalahan yang dihadapi petani, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah peningkatan produktivitas pertanian.

Dijelaskan oleh H. Muhammad Ali selaku pemilik pupuk cair biotani, bahwa penting dilakukan penekanan biaya selama proses tanam hingga panen namun sebaliknya, peningkatan produktivitas gabah. Oleh Ali, diharapkan solusi tersebut didapatkan jika menggunakan teknologi biotani yang berbahan organik, yaitu pupuk, penyubur tanaman, pembasmi jamur, dan pestisida.

Biotani sendiri, telah berusia 15 tahun dan telah melakukan pendampingan pada petani di berbagai daerah dan telah berhasil menunjukkan produktivitas hasil pertanian. Di Jawa Timur sendiri, beberapa daerah tersebut antaralain Kediri, Bojonegoro, Lamongan, Malang, dan Pasuruan. Di Dusun Pujomerto, Desa Ketawang Kecamatan Purwoasri, Kediri sebagai contoh, pada Maret lalu telah berlangsung panen raya tanaman padi dengan penerapan paket teknologi biotani. Peningkatan produktivitas terbukti dengan meningkatnya hasil panen untuk padi hitam dan padi merah sebanyak 20-30 % dan untuk padi putih meningkat 35-45%.

Tentunya, agar hasil tersebut dapat dirasakan oleh petani Desa Bokor, maka giat tanam tersebut sekaligus bagian dari dampingan yang dilakukan oleh Perempuan Tani HKTI dengan Pupuk cair Biotani. Perempuan Tani HKTI sendiri, di level regional Jawa Timur, telah meraih 2 penghargaan saat 2020 lalu, yaitu Perempuan Tani propinsi terbaik se Indonesia dan Penggerak Perempuan Bidang Pertanian oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. (RED)

beritalima.com

Pos terkait