SURABAYA- beritalima.com | Dunia pendidikan tidak pernah jauh dari kehidupan Dr. Anis Masluchah, Dra., M.Si sebelum dia menjalani profesi sebagai Widyaiswara di Pemerintah Kota Surabaya. Menjadi Perempuan satu-satunya yang berdinas sebagai Widyaiswara Pemerintah Kota Surabaya, wanita kelahiran Sidoarjo, 23 Agustus 1969 ini mengawali karirnya sebagai staf pengajar di Universitas 45 Surabaya tahun 1995-1997.
Melebarkan sayap pengabdiannya dengan mengajar di beberapa lembaga seperti Syariah Banking Institute, UNTAG 1945 Jakarta, beliau mantap melanjutkan karir sebagai PNS yang bertugas sebagai Dosen di IIP (Institut Ilmu Pemerintahan) Depdagri sejak tahun 1998 dan pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Menejemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Seiring perkembangan Sekolah Kedinasan, beliau bergabung sebagai Dosen IPDN (gabungan antara IIP dan STPDN) Depdagri hingga 2006. Sempat menjadi staf di Bappeda Kota Surabaya,
pada tahun 2007 kesempatan untuk kembali di dunia pendidikan didapatkan.
Kini, perempuan yang sudah menduduki jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Utama (jabatan tertinggi untuk Widyaiswara) ini sudah tidak terbilang lagi sepak terjangnya dalam dunia pendidikan. Selain bertugas sebagai Widyaiswara yang bertugas mengajar di diklat Teknis, diklat Fungsional, diklat Prajabatan (Diklatsar) sampai dengan diklat Kepemimpinan Tingkat IV (Pelatihan Kepemimpinan Pengawas) maupun Kepemimpinan Tk III (Pelatihan Kepemimpinan Administrator), beliau juga kerapkali diundang sebagai nara sumber tidak hanya di lingkup Surabaya dan Jawa Timur tapi sudah National. Beliau juga masih tercatat sebagai Dosen di sebuah Perguruan Tinggi Swasta.
“……mengajar adalah hidup dan nafas saya. Ada kebahagiaan, kebersyukuran, keharuan dan kebanggaan bisa bertemu, Berbagi dan menghantarkan sukses bagi sesama…… siapapun dia, apapun suku dan agamanya…….Sampai hembusan nafas terakhir saya, saya ingin ada di dunia pendidikan ini……untuk berbagi……” Begitulah kecintaannya pada dunia yang dipilih dan digelutinya hingga saat ini. Beberapa kali tawaran untuk masuk dalam lingkaran struktral, bahkan tawaran politik dari beberapa partai, ditolaknya dengan santun. Dia ingin menjalankan peran dari sisi yang menjadi passion nya.
Selama menjalankan profesinya sebagai Widyaiswara, perempuan yang menyelesaikan studi S3 nya dengan predikat Cumlaude dan meraih predikat lulusan terbaik ini selalu memberikan materi dengan motivasi-motivasi yang sangat bersentuhan dengan Religiusitas.
PNS bekerja dengan Hati, dimana kemanfaatan kepada sesama adalah sesuatu yang selalu diamanatkan dalam tugas keseharian sebagai Abdi Negara, Abdi Masyarakat.
Pembelajaran yang digunakan juga di kombinasikan dengan banyak metode yang pernah dia pelajari selama belajar di Australia Bersama Bridge Project -AEC dan juga saat bergabung dengan tim trainer UNDP.
Bertugas mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, ibu dari Pinky Pininta Dewi, S.Ak dan Devy Anggita Putri ini selalu mendapat dukungan dari Suami tercinta Hari Tjahyono, SH. Cita-citanya untuk mewujudkan PNS yang profesional dan berdedikasi tinggi tidaklah mudah untuk dicapainya. Motivasi untuk terus berkomitmen menjalankan tugas dengan ikhlas, komit, loyalitas sebagai aparatur negara terus diberikan dalam diklat-diklat yang diampuhnya dengan mendorong Aparatur Sipil Negara untuk terus berinovasi. Bagaimana seorang aparatur harus dibangun dan dikembangkan potensinya agar mencapai prestasi dan komitmen kerja yang optimal dan pada akhirnya menjadi performa bagus untuk pemerintah kota Surabaya adalah tugas berat yang harus dilaksanakannya. Bersinergi dengan pimpinan, visi dan misi organisasi menjadi arah tegas pencapaian pembangunan dan komitmen pelayanan adalah mutlak bagi pembangunan karakter Aparatur Pemerintah Kota Surabaya. Baginya investasi SDM butuh waktu yang lama, tidak mungkin 1-2 tahun sudah dilihat hasilnya.
Dibandingkan dengan dulu, kualitas SDM di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya semakin baik. Ukuran Kinerja jelas, disiplin meningkat dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan aparatur kota Surabaya juga semakin tinggi.
“……saya rasa apa yang sudah di lakukan pemerintah kota Surabaya sudah sangat baik. Hal itu berkat komitmen pimpinan yang benar-benar ingin menciptakan birokrasi profesional di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya….” ujar perempuan yang buku-bukunya menembus pasar Internasional dan terpampang di Amazona Book Store. Bukunya tentang Hegemoni Negara bahkan telah publish dalam 4 bahasa Internasional.
Putri dari pasangan Alm. H Machfud dan Hj Sumarmi ini hanya menyayangkan masih adanya peserta diklat yang masih setengah hati dalam mengikuti diklat. Padahal, pemerintah sudah menyediakan tempat untuk menimba ilmu. “…..semua tergantung kemauan seorang PNS itu sendiri, kalau dari pertama niatnya belajar pasti mendapatkan faedahnya (ilmunya). Kalau tidak, ya hanya sekedar menggugurkan kewajiban.
Kesibukannya dalam setiap menjalankan tugas, tidak melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga. Hidup yang Balance (seimbang) untuk menerapkan “IMAN, ILMU dan AMAL” sebagai motto hidupnya. Itulah sosok Bunda Anis, begitu para siswanya biasa memanggilnya. Selalu berkeinginan menyeimbangkan kehidupan, membuatnya tampil awet muda dan energík. Sehat selalu ibu… kami membutuhkan ibu……….. doa dari beberapa siswa nya……….