Kabupaten Malang, beritalimacom | Pilkada Kabupaten Malang 2024 semakin menarik untuk dibahas, apalagi bermunculan asumsi asumsi liar pada pasangan calon dari partai politik di Wilayah tersebut. Bahkan hingga saat ini muncul lagi asumsi yang myatakan bahwa ada potensi dejavu bagi PDI Perjuangan Seperti tahun 2020 ketika PDI Perjuangan memunculkan pasangan yang notabene sesama kader yaitu HM Sanusi dan Didik Gatot Subroto.
Kini, santer tersiar kabar bahwa PDI Perjuangan akan mengusung HM Sanusi pada posisi N1, kemudian Gunawan pada posisi N2. Hal ini tentunya sangat memungkinkan bagi PDI Perjuangan untuk mengusung pasangan calon sendiri mengingat perolehan 13 kursi di parlemen.
Dengan perolehan kursi itu, partai banteng sudah lebih dari cukup memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon sendiri dalam Pilkada Kabupaten Malang mendatang.
“Menurut saya itu, sah-sah saja bila publik memunculkan wacana yang menginginkan pasangan Sanusi dan Gunawan di Pilkada 2024,” ungkap Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Abdul Qodir kepada beritalimacom Kamis 20/06/24.
Menurutnya, di era demokrasi terbuka ini, segala hal bisa terjadi, tidak dalam hitungan hari tapi detik.
“Kalau dari sudut pandang saya, apabila pasangan ini terwujud bakal banyak keunggulan, mengingat secara emosional kedua tokoh ini sudah terbentuk jauh sebelum keduanya terjun ke dunia politik praktis. Hubungan emosional ini penting, karena tak sedikit dari pasangan kepala daerah dan wakilnya hanya harmonis diawal pemilihan saja, lalu retak dalam perjalanannya disebabkan karena dominasi egosentris yang dimiliki satu sama lain,” kata Abdul Qodir, Kamis (20/6/2024).
Ditambahkan Adeng, sapaan akrab Abdul Qodir, jika hubungan kepala daerah dan wakilnya tidak harmonis, maka stabilitas politik juga akan terganggu. Kemudian, ketika stabilitas politik terganggu maka secara otomatis lingkungan kerja juga terganggu, serba tidak nyaman.
Termasuk koordinasi pejabat bawahan juga akan berdampak oleh kondisi tersebut. Hal itupun pada akhirnya berdampak kepada pelayanan publik, sehingga hak-hak masyarakat tidak didapat secara maksimal.
“Beda kemudian apabila kepala daerah dan wakilnya secara emosional sudah terbangun kemistri seperti hubungan persahabatan Abah Sanusi dan Abah Gun, gak perlu PDKT, langsung gas dan saya jamin keduanya tidak akan saling sikut kepentingan pragmatis,” tegasnya.
Bahkan Adeng cukup santai menanggapi ketika ditanya apakah PDI Perjuangan tidak khawatir jika benar-benar terwujud duet pasangan Sanusi-Gunawan dan ter-stigma oleh publik dengan persepsi Gondanglegi sentris. Maka akan jadi ancaman serius, siapapun lawannya di Pilkada nanti.
“Kalau soal itu dianggap ancaman oke, tapi jangan lupa kita ini hidup di dunia bukan di surga bos. Artinya apa? Di dunia ini jangan mimpi kita mendapat hal apapun yang sempurna, gak ada kesempurnaan itu kecuali judul lagunya Andra and The Backbone, termasuk pasangan Abah Sanusi dengan Abah Gunawan, saya tidak mengatakan sempurna, tapi pasangan ideal, yang belum ada ditemukan di pasangan manapun termasuk di daerah lain,” ungkapnya.
Terakhir, Adeng menyampaikan bahwa meskipun muncul wacana menduetkan Sanusi dan Gunawan yang merupakan kader PDI Perjuangan, pihaknya tidak akan menutup pintu bagi partai yang ingin bergabung.
“Pasangan ini kekuatannya pada hubungan persahabatan keduanya. Jadi tinggal membangun komunikasinya saja dengan teman-teman partai politik diluar PDI Perjuangan. Power sharing seperti apa dalam mengelola permerintahan ke depannya.
“Siapa bertanggung jawab soal apa dan siapa berbuat apa, tetap berlaku, Sebab kalau pemerintahan mau sukses, kata kuncinya hanya satu berbagi, ya berbagi peran juga berbagi kekuasaan, karena politik tidak bisa dilaksanakan orang per orang, namun tetap dalam koridor aturan hukum yang berlaku,” pungkasnya.
Redaksi