SURABAYA, beritalima.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2017 tumbuh di level 5,4-5,8%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2016. Pertumbuhan ini ditopang peningkatan ekspor dan perbaikan konsumsi pemerintah.
Di sisi lain, konsumsi swasta dan kinerja investasi triwulan I-2017 berdasarkan hasil asesmen sampai Februari 2017, konsumsi swasta Jawa Timur triwulan I 2017 diperkirakan sedikit melambat, namun masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia.
Perlambatan konsumsi sejalan dengan berakhirnya perayaan natal dan tahun baru yang tercermin dari melemahnya Indeks Rata-Rata Penjualan Eceran maupun Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan Januari 2017.
Namun, potensi perlambatan ekspor perlu diwaspadai mengingat permintaan ekspor tembakau dari Eropa, AS, dan Tiongkok juga cenderung menurun, akibat adanya gerakan anti merokok di Eropa dan AS serta melambatnya Purchashing Managers Index Tiongkok pada bulan Januari 2017.
Di sisi lain, kinerja impor luar negeri pada triwulan I 2017 diperkirakan meningkat. Potensi impor cabai dan gula mentah untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Timur turut mengakselerasi impor pada triwulan I-2017.
Pertumbuhan Net Ekspor Dalam Negeri diperkirakan akan meningkat pada triwulan I 2017. Peningkatan didorong oleh panen raya yang akan meningkatkan permintaan komoditas pertanian Jawa Timur.
Selain itu, dimulainya inovasi penjualan berbasis online melalui website untuk produk olahan hasil pertanian yang digalakkan oleh Pemerintah Daerah seperti Pemerintah Kota Batu dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi turut mendorong terbukanya pasar baru di luar Jawa Timur.
Dari sisi penawaran, kinerja perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2017 diperkirakan masih meningkat namun risiko perlambatan perlu diwaspadai seiring dengan masih belum kuatnya konsumsi dalam negeri.
Kinerja industri pengolahan pada triwulan I-2017 pun diperkirakan sedikit melambat yang tercermin dari melemahnya Indeks Realisasi Kegiatan Dunia Usaha sektor Industri Pengolahan dan menurunnya Indeks riil penjualan eceran.
Sementara itu, kinerja sektor pertanian pada triwulan I 2017 diperkirakan relatif stabil dan berpotensi meningkat.
Meninjau perkembangan sampai triwulan I-2017, Bank Indonesia Jawa Timur optimis ekonomi Jawa Timur akan tumbuh semakin baik pada tahun 2017 dan sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan mencapai 5,7-6,1% (yoy) di tahun 2017, lebih tinggi dibandingkan pencapaian di tahun 2016 (5,55% – yoy).
Konsumsi swasta serta perbaikan konsumsi pemerintah diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di sepanjang tahun 2017.
Consumer confidence diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun 2017 seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi.
Namun demikian, peningkatan kinerja konsumsi lebih lanjut diperkirakan akan tertahan seiring dengan perkiraan peningkatan inflasi, terutama inflasi adminstered prices.
Peningkatan nominal anggaran belanja operasional APBD Provinsi Jawa Timur 2017 sebesar 25,40% (yoy) menjadi sinyal kenaikan konsumsi pemerintah.
Di sisi lain, walaupun tetap tumbuh tinggi, kinerja ekspor diperkirakan relatif melambat mempertimbangkan prospek perekonomian beberapa mitra dagang utama Jawa Timur seperti Jepang dan Tiongkok yang cenderung melambat.
Tekanan Inflasi pada Februari 2017 diperkirakan mereda dibandingkan periode sebelumnya didorong oleh meredanya tekanan inflasi pada seluruh kelompok pembentuk IHK.
Bank Indonesia memperkirakan Inflasi Februari berada pada rentang 0,24%-0,34% (mtm). Tekanan inflasi pada kelompok inti turut mereda sejalan dengan berlalunya Imlek serta penyesuaian harga komoditas tradable yang telah berlangsung di Januari.
Namun demikian, risiko tekanan inflasi pada kelompok administered prices diperkirakan bersumber dari penyesuaian harga rokok, penyesuaian tarif listrik non subsidi, dan penyesuaian tarif listrik kelompok 900VA untuk pelanggan pra bayar.
Dalam mengantisipasi berbagai potensi risiko inflasi tersebut, fokus pengendalian inflasi daerah yang akan dilakukan oleh TPID Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah menekan laju inflasi volatile food (VF).
TPID Jawa Timur telah mensinergikan berbagai kebijakan dalam upaya pengendalian inflasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang tetap mengacu pada 5 pilar strategi utama dengan fokus pada pilar kedua, yaitu Penguatan Produksi, Distribusi dan Konektivitas melalui kerjasama antar daerah dengan optimalisasi BUMD pangan Kabupaten/Kota, sehingga inflasi tahun 2017 dapat terjaga pada level 4±1%.
Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Timur pada Januari 2017 tercatat cukup terjaga yang tercermin dari membaiknya rasio LDR dan kecukupan likuiditas perbankan.
Peningkatan kredit terutama didorong oleh kredit investasi sektor pertanian khususnya pada perkebunan tebu, pembibitan, budidaya sapi potong serta pembenihan biota laut.
Kredit konsumsi kembali meningkat, meneruskan tren peningkatan sejak triwulan IV 2016. Di sisi lain, Kredit Modal Kerja mengalami perlambatan khususnya pada sektor perdagangan besar dan eceran.
Di tengah pertumbuhan kredit yang meningkat, perlu diwaspadai kenaikan Rasio NPL dibandingkan periode sebelumnya, dari 2,86% menjadi 3,05%. (Ganefo)