SURABAYA, beritalima.com | Hasil survei terkini Bank Indonesia (BI) terhadap 905 responden di Jawa Timur (Jatim) mengindikasikan keyakinan konsumen tetap terjaga pada level optimistis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jatim per Juli 2022 yang mencapai level 130,88.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Rizki Ernadi Wimanda, mengatakan, hasil survei konsumen di Jatim pada Juli 2022 tetap positif sejalan dengan IKK nasional, yakni sebesar 123,20, atau tetap berada pada level optimistis (di atas angka 100).
“Optimisme konsumen yang terjaga ini terutama ditopang ketersediaan lapangan kerja dan tetap kuatnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi, serta ekspektasi terhadap penghasilan dan tingkat konsumsi barang tahan lama atau durable goods,” terang Rizki, Rabu (17/8/2022).
Menurutnya, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini mencerminkan persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian juga tetap berada pada level optimistis, meskipun lebih rendah dari capaian pada bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari IKE saat ini sebesar 116,36 dari sebelumnya 116,79,” imbuh Rizki.
Berdasarkan komponen pembentuk IKE, keyakinan responden terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang yang tahan lama masih terjaga pada level optimistis.
Pada Juli 2022, sebanyak 43,31 persen responden menyatakan bahwa persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu relatif stabil. Selain itu, keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian barang tahan lama tidak sekuat bulan sebelumnya.
“Terpantau sebanyak 56,57 persen responden pada konsumen konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini juga relatif stabil. Sementara 55,92 persen responden menyatakan prakiraan ketersediaan lapangan kerja saat ini meningkat,” jelasnya.
Rizki menambahkan, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan (Januari 2023) tetap kuat dengan indeks di atas 100. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2022 sebesar 145,40.
“Berdasarkan komponen pembentuk IEK, keyakinan responden terhadap kondisi ekonomi ke depan didorong oleh ekspektasi kegiatan usaha, penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang masih terjaga pada level optimistis,” ujarnya.
Adapun sebanyak 62,98 persen, responden memperkirakan penghasilan 6 bulan mendatang akan lebih tinggi. Perkiraan kenaikan penghasilan tersebut didukung oleh ekspektasi peningkatan omset dan tambahan pendapatan di luar gaji/upah.
Selanjutnya 55,92 persen responden menyatakan perkiraan ketersediaan lapangan kerja lebih tinggi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang mulai membaik.
“Hasil survei kondisi keuangan konsumen berdasarkan jenis penggunaan juga menunjukkan mayoritas penghasilan responden pada Juli 2022 digunakan untuk kebutuhan konsumsi (73,90 persen), pembiayaan cicilan atau pinjaman (10,47 persen), dan tabungan (15,63 persen),” tutupnya. (Gan)