MADIUN, beritalima.com-Bank Indonesia (BI) menyarankan kepada Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, membentuk pasar khusus sembako sebagai sentra bahan pokok. Seperti beras, bawang merah dan sejenisnya. Hal ini untuk memangkas rantai distribusi bahan pangan sehingga kenaikan harga yang berlebihan bisa ditekan.
Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Djoko Raharto, saat menjadi nara sumber dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Inflasi di Ruang 13 Balaikota Madiun, Kamis 1 Pebruari 2018.
Untuk mengendalikan harga beras sebagai penyumbang inflasi yang mencapai 4 persen, Djoko Raharto menyarankan untuk Kota Madiun segera membentuk tim dan satgas pangan. Tim ini dibentuk dari TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) dan hanya bertugas untuk melakukukan inovasi pengendalian harga beras.
“Tim ini khusus melakukan pemantauan ketersedianan pasokan, stok dan harga pangan khususnya beras,” kata Djoko Raharto.
Dengan bobot terbesar dalam inflasi, maka kenaikan sedikit saja pada harga beras akan ada dampak signifikan kepada inflasi. Implikasinya, bisa sampai pada naiknya angka kemiskinan.
Cara lain untuk menekan kenaikan harga beras, perlu ada pemangkasan biaya tranportasi pengiriman beras ke Kota Madiun dari daerah sekitar Kota Madiun.
Karena itu, Djoko memberikan saran agar Kota Madiun membangun pasar untuk para distributor sembako.
“Perlu dibangun pasar grosir sembako. Sehingga dapat memperpendek rantai distribusi,” sarannya.
Dikatakannya, inflasi yang terkendali akan menciptakan iklim investasi yang bagus serta akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu daerah.
Untuk diketahui, laju inflasi di Kota Madiun pada Desember 2017 lebih rendah dibandingkan Jawa Timur, yaitu di angka 0,70 persen maupun nasional yang tercatat 0,71 persen.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Rahmani Bangun Sutirto, mengatakan, komuditas beras memang menjadi penyumbang inflasi paling tinggi di Kota Madiun. Hal ini karena Kota Madiun bukanlah daerah agraris. Namun banyak komoditas lainnya yang dapat menekan inflasi karena pembangunan di Kota Madiun yang terus berkembang.
“Kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar, sandang dan kesehatan dapat menekan laju inflasi di Kota Madiun,” terang Rahmani Bangun Sutirto.
(Diskominfo).