Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Negara Malaysia yang hanya 15%, serta AS dan Jepang yang masing-masing hanya 10%.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa program untuk memperbaiki logistik di Indonesia dengan membangun Pusat Logistik Berikat (PLB). Akan tetapi, masih banyak yang harus dilakukan untuk membuat Indonesia menjadi pasar yang lebih kompetitif di ASEAN.
Anthonie Versluis, Kepala Ports Practice di Roland Berger, dan Max Ward, CEO OpenPort Global, mengemukakan hal itu pada sejumlah wartawan di Surabaya, Selasa (17/5/2016).
Menurut mereka, setiap perusahaan logistik di Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mengurangi biaya logistik sebanyak 30% dalam jangka pendek.
“Di Asia Tenggara, Indonesia salah satu negara yang memiliki biaya logistik tertinggi, yakni mencapai 26% dari total PDB di tahun 2015,” tandas Anthonie.
“Transformasi dari industri ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban biaya logistik,” ungkapnya.
“Dari analisis kami, Indonesia memiliki potensi untuk menekan biaya logistik terhadap persentase dari PDB menjadi 9% pada 2035, tetapi harus meningkatkan reformasi di industri untuk mencapai target yang ambisius ini,” tambahnya.
Indonesia Timur dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan rute maritim yang akan meningkatkan pembangunan ekonomi di Kalimantan dan Sulawesi, serta manfaat pelabuhan dan pengirim yang berbasis di Jawa Timur.
Dengan mengembangkan infrastruktur dan mempekerjakan para ahli untuk menentukan muatan optimal, operator logistik di Jawa Timur akan mampu merebut pangsa pasar dari Tanjung Priok.
Meski Tanjung Priok merupakan pelabuhan paling ramai dan menangani lebih dari 50% dari kargo trans-shipment di Indonesia, akan tetapi penanganan kepabeanan masih cenderung lambat dan kapasitas pelabuhan yang terbatas.
“Indonesia perlu merevolusi cara sektor logistik dan supply chain bekerja. Negara ini dapat menjadi salah satu pasar yang paling kompetitif dan menarik secara ekonomi di ASEAN bila mengubah cara berpikir tentang efisiensi pada proses supply chain dan adopsi teknologi baru,” ujar Max Ward.
Alat-alat dan proses yang baru tidak hanya akan membuat sektor logistik menjadi lebih efektif, tetapi juga memungkinkan pemain lokal untuk bersaing dan melakukan bisnis dengan operator besar di dalam industri,“ kata Max.
Kemajuan teknologi dan adopsi massal dari smartphone telah membuka pintu untuk pendekatan manajemen logistik baru. Sebuah multi-shipper platform berbasis cloud dapat diadopsi dengan biaya minimal.
Dan, terobosan aplikasi mobile terintegrasi yang juga dapat digunakan untuk menghubungkan operator-operator truk, yang mana biaya logistik angkutan truk mencakup 72% dari biaya logistic transportasi di Indonesia.
Maka diperlukanlah sebuah pendekatan pasar yang netral dan transparan untuk menghubungkan pengirim dengan truk pengangkut untuk dapat menghasilkan suatu penghematan besar dan meningkatkan efisiensi yang dihasilkan dari disintermediasi pihak ketiga serta peningkatan visibilitas supply chain.
Platform logistik digital OpenPort memungkinkan pengirim untuk melaksanakan manajemen supply chain mereka secara in-house, yang diidentifikasi oleh Roland Berger sebagai metode utama untuk mengurangi biaya.
Sistem ini memungkinkan pembelian sesuai permintaan dan sebagai suatu platform jaringan bersama, peningkatan efisiensi secara signifikan dapat direalisasikan dengan mengurangi truk kosong melalui backhaul dan shared loads.
Hal tersebut akan mengurangi biaya logistik untuk perusahaan pengiriman baik ke Indonesia maupun di dalam negeri hingga sebesar 30%, serta memperbesar margin untuk penyedia transportasi domestik dengan cara meningkatkan pemanfaatan/utilisasi aset mereka.
“Melalui teknologi inovatif kami, kami ingin membawa konektivitas yang lebih baik dalam bidang logistik ke Indonesia, dan tentunya untuk membantu meningkatkan kinerja supply chain negara ini,” papar dia.
“Dengan 2.400 karyawan yang bekerja di 36 negara, kami memiliki operasi yang sukses di semua pasar internasional. Kami memiliki 50 kantor yang terletak di hubungan bisnis global utama,” ucapnya. (Ganefo)