Bicara Haji Di Banyuwangi, Ina Ammania Jelaskan Trik Kualitas Ibadah

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Selalu penuh inovasi dan kuatkan komitmen sosialisasi pelayanan haji, Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur (Kanwil Kemenag Jatim) pimpinan Dr. Husnul Maram, tetap melangsungkan Manasik Haji dan Sajadah Wali (Sapa Jamaah dalam Waiting List). Kali ini, manasik haji Angkatan ke V dilangsungkan di el Hotel Banyuwangi (7/9). Hadir sebagai narasumber adalah anggota Komisi VIII DPR RI Ina Ammania, dan dari Kemenag Jatim diwakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Banyuwangi, H. Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I.

Sebagai narasumber pertama, Ina yang merupakan Legislator PDI Perjuangan yang akan maju dari Daerah Pemilihan Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo tersebut, menjelaskan trik membangun kualitas ibadah.

“Dalam berhaji, yang utama adalah kualitas. Pertama, siapkan Istitha’ah, yaitu kemampuan secara finansial, pengetahuan manasik haji, hati yang ikhlas, sabar, syukur, tawakkal dan tawaddlu’, sehat mental dan fisik. Jadi, pahami manasik secara utuh supaya bisa melaksanakan haji secara berkualitas. Manasik itu, simulasi pelaksanaan haji sebelum berangkat ke Tanah Suci Makkah, penting agar jamaah haji lancar selama di tanah suci.”

“Biasakan mengingat doa maupun tahapan dalam berhaji, sehingga di tanah suci tidak bingung dan tidak ragu. Selain itu, juga harus saling membantu sesama jamaah. Contoh, dari Kemenag kan jamaah sudah dibekali gelang, maka gelang ini jangan sampai hilang agar jamaah haji yang terpaksa terpisah dari rombongan, bisa diidentifikasikan melalui gelang tersebut.”

Peraih suara terbanyak perempuan dari Dapil 7 Jatim saat Pemilu 2019 lalu, menekankan pentingnya kualitas ibadah.

“Kualitas juga terbantun secara niat. Niat ditata yang baik, yaitu mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Contoh, jangan saing-saingan sesama jamaah dalam hal dilama-lamain saat ibadah, tapi akhirnya mengambil hak jamaah lainnya. Namun yang penting, bagaimana ibadah itu kualitas, yang penting niat.”

“Saat berdoa, harus yakin, doa kita mustajabah, jangan ada keraguan. Intinya, berkualitas itu niat kita ini ditata yang baik, jangan dicampur keraguan namun justru mengambil hak waktu ibadah jamaah lainnya. Kualitas ibadah itu bagaimaba kita ikhlas, jangan dicampur suudzon. Kalau hati kita masih ada prasangka buruk sama orang lain, maka kualitas ibadah juga akan terganggu.”

Poin terakhir yang ditekankan oleh legislator cantik tersebut, adalah membangun keikhlasan.

“Ikhlas itu, contohnya, tidak saling nggupuhi sesama jamaah. Harus tertib dan saling menghormati hak jamaah lainnya. Insya Allah kalau ikhlas, kualitas haji pun didapat”

Pentingnya kehati-hatian juga menjadi prioritas pesan dari Ina Ammania.

“Pada musim haji, banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang merugikan jamah lainnya. Contoh, bermuka manis dan merayu untuk menolong mencium hajar aswad, namun ternyata ujung malak (meminta uang) sampai 1000 real. Juga meminjamkan gunting untuk membantu tahalul, tapi ternyata getok atau malak biaya.”

Bentuk kehati-hatian berikutnya adalah pentingnya menyiapkan kesehatan, terutama menjelang wukuf.

“Kalau mau wukuf, maka jamaah haji ibarat pengantin, harus fokus istirahat satu atau dua hari agar kuat saat wukuf. Jangan lupa bawa air karena pasti akan dibutuhkan. Intinya, kesiapan dan pemahaman selama berhaji, harus benar-benar dipelajari sebelum jamaah berangkat ke tanah suci.”

Sedangkan narasumber kedua adalah H. Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I., yang dalam kesempatan itu, sekaligus pembuka manasik haji.

“Disini saya menyampaikan pesan Bapak Kakanwil Jatim, bahwa manasik haji telah dilangsungkan di semua Kabupaten Kota se Jawa Timur. Hal ini selain meningkatkan pemahaman rangkaian ibadah haji bagi jamaah haji waiting list, juga memperkuat komitmen kami, yaitu mewujudkan jamaah haji ramah lansia.”

Amak juga menjelaskan alasan Kemenag Jatim mengutamakan jamaah lansia (lanjut usia).

“Dalam Musim Haji 2023 lalu, Pemerintah Arab Saudi menetapkan tidak ada batasan usia bagi calon jemaah haji. Tidak ada batasan inilah, yang menjadi alasan mengapa data calon jemaah haji lansia berjumlah 64 ribu jemaah atau 31% dari total kuota normal jamaah yang diberangkatkan di tahun 2023. Bahkan, ada yang berusia 100 hingga 109 tahun.”

Banyaknya jamaah lansia tersebut, tentu menjadi tugas tersendiri bagi Kemenag untuk melayani jamaah sepenuh hati.

“Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kondisi inilah, yang membuat petugas haji harus memahami kemampuan fisik dan kognitif jemaah haji lansia, dan memberikan pelayanan sepenuh hati, ibarat jamaah lansia adalah keluarganya.”

Terkait regulasi, Amak pun menjelaskan Hak dan Kewajiban Jamaah Haji, yaitu sesuai Pasal 6 UU No. 8 Tahun 2019.

“Hak jamaah, diantaranya mendapat bukti setoran dari BPS Bipih dan Nomor Porsi dari Menteri Agama, mendapat bimbingan manasik haji, mendapat pelayanan akomodasi, konsumsi, kesehatan, pelayanan transportasi, dan sebagainya yang sifatnya perlindungan sebagai jema’ah haji Indonesia.”

“Sedangkan kewajiban, diantaranya mendaftarkan diri ke Kantor Kementerian Agama di Kabupaten /Kota jika haji reguler ataupun mendaftarkan diri ke Siskohat bagi Jemaah Haji Khusus, membayar Bipih yang disetorkan ke BPS Bipih, memenuhi persyaratan dan mematuhi ketentuan. Memahami segala ketentuan ini sangat penting agar tidak ada salah paham dan jamaah bisa fokus jamaah tanpa keraguan.”

Bukan hanya menekankan pentingnya pemahaman regulasi, Amak juga menjelaskan tentang biaya haji.

“Perihal Biaya haji yang harus dibayar untuk menunaikan Ibadah Haji atau BIPIH dan nilai manfaat, telah diatur dalam UU No. 34 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Haji. Contoh saat 2023, Total BPIH Embarkasi Surabaya Tahun 2023 Rp. 96.166.395,26. dari nilai itu, BIPIH sebesar Rp. 55.928.458 dan subsidi nilai manfaat Rp. 40.237.937. jadi nilai manfaat hampir separuh biaya BIPIH.”

Terkait waiting list, Amak menyebutkan bahwa total jamaah dalam daftar tunggu adalah 5.163.978 orang, dan jamaah Lansia Waiting list 576.166 orang.

Acara tersebut juga dihadiri jajaran Ketua Tim Bina Haji Reguler dan Advokasi Haji H. Ahmad Alauddin,MM., dan. Ketua Tim Administrasi Dana Haji dan Siskohat Hj. Fentin Istifaiyah, M.SI. Sedangkan sebagai moderator adalah Sekretaris MUI Jatim, Lia istifhama.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait