SURABAYA, beritalima.com | Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur gelar Forum Koordinasi Jurnalis dengan tema Rembuk Stunting di Kunokini Cafe dan Resto Surabaya, Kamis (29/12/2022). Kegiatan ini dihadiri Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Sukamto SE M.Si dan Praktisi Komunikasi Unair Dr. Suko Widodo M.Si sebagai narasumber.
Sukamto mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan sekaligus berharap support dari para jurnalis untuk program BKKBN Jatim, diantaranya tentang Keluarga Berencana dan percepatan penurunan stunting.
Disebutkan, berdasarkan hasil sensus tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia 270,20 juta jiwa, dengan 25,87% diantaranya generasi milenial. Sedangkan Jawa Timur, jumlah penduduk 40,67 juta jiwa.
Data Dispensasi Kawin di Kantor Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur periode Januari sampai Agustus 2022, jumlah perkara yang diterima 10.275 kasus dan dikabulkan 9.863 Kasus atau 96%.
Disampaikan pula 10 kabupaten/kota di Jatim tertinggi masalah pernikahan dini, yakni Jember (880), Malang (845), Kraksaan (770), Lumajang (566), Banyuwangi (563), Bondowoso (471), Pasuruan (464), Bojonegoro (369), Situbondo (346), dan Kediri (346).
Selain Keluarga Berencana, tugas BKKBN lainnya diantaranya sebagai pelaksana percepatan penurunan stunting, dengan target prevalensi angka stunting di Indonesia menjadi 14 % pada tahun 2024.
Saat ini, berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting Nasional 24,4, sedangkan Jawa Timur 23,5. Target Jawa Timur, 2022: 20,13, 2023: 16,83, dan 2024: 13,51.
Sepuluh kabupaten/kota di Jatim yang prevalensi angka stuntingnya tertinggi, Bangkalan (38,9), Pamekasan (38,7), Bondowoso (37), Lumajang (30,1), Sumenep (29), Surabaya (28,9), Mojokerto (27,4), Kabupaten Malang (25,7), Kota Malang (25,7), dan Nganjuk (25,3).
Berbagai langkah strategis telah dilakukan BKKBN, diantaranya dengan membentuk TPPS, Satgas, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu juga mengadakan sosialisasi masif di wilayah-wilayah khusus, yang tujuannya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting.
Di Jawa Timur telah dibentuk sebanyak 31.243 TPK atau 93.729 orang yang tugasnya mendampingi keluarga beresiko stunting, yaitu calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan anak usia 0-59 bulan. TPK ini terdiri dari unsur Bidan/Tenaga Kesehatan, kader PKK dan kader KB.
Sementara itu Suko Widodo menyatakan sangat mendukung langkah BKKBN menggandeng media untuk mendukung program-programnya. “Kami mendukung sinergitas BKKBN dengan media. Melalui pemberitaan yang ditulis oleh jurnalis yang cerdas akan membawa BKKBN dalam kemajuan,” ujarnya.
Menurutnya, ekdistensi BKKBN adalah mendukung pemerintah menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul, dan jurnalis mempunyai cara yang berbeda dalam mengeksplorasi pemberitaan, dan punya banyak strategi dalam mengolah semua permasalahan. (Gan)
Teks Foto: Perwakilan BKKBN Jatim ketika menggelar Forum Koordinasi Jurnalis di Surabaya, Kamis (29/12/2022).