MADIUN, beritalima.com- Ratusan Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Kota/Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang bekerja di Hongkong, membutuhkan bantuan masker dari Pemda asal mereka.
Menurut koordinator BMI asal Kota/Kabupaten Madiun yang bekerja di kawasan Kowloon, Hongkong, Eka Susanti, dengan adanya wabah corona, hal yang paling urgent saat ini adalah kebutuhan masker. Namun harga masker di Hongkong, naik lima kali lipat.
“Sebelum ada wabah virus corona, harga per 50 buah antara HKD 30-40. Tapi sekarang dijual HKD 200. Itupun sulit didapat,” terang Eka Susanti, asal Desa Sukosari RT 16 RW 05 Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Selain mahal, para BMI rata rata tidak diperbolehkan keluar rumah. Kecuali disuruh oleh majikan. Karena itu, mereka memohon agar Pemkot dan Pemkab Madiun, memberikan bantuan masker.
“Kami BMI asal Kota dan Kabupaten Madiun, memerlukan bantuan masker,” pinta Eka, yang tinggal di Flat G 14/f blk 1 Rhythm Garden 242 Choi Hung Road San PO Kong, Kowloon, Hongkong, melalui pesan Whatsapp, Kamis 13 Pebruari 2020, malam.
Menurutnya lagi, ia juga sudah mengupayakan permintaan bantuan ke berbagai instansi di Indonesia.
Tapi belum ada tanggapan.
“Kami juga sudah menanyakan ke pihak KJRI jumlah pasti BMI asal Kota/Kabupaten Madiun. Untuk jaga jaga jika pemerintah membantu masker,” katanya.
Hal senada juga disampaikan, Rif’ah Bibti Kumala. Ia berharap keluh kesah BMI asal Kota/Kabupaten Madiun, diperhatikan oleh Pemkot/Pemkab.
“Saya disini mewakili para TKW Madiun yang di Hongkong. Saya meminta agar keluh kesah kita didengar Pemkot/Pemkab Madiun. Kita minta bantuan masker untuk kita para pahlawan devisa asal Madiun, baik kota maupun kabupaten yang ada di Hongkong,” tulis perempuan yang biasa disapa, Mala, yang juga alumni SMKN 2 Kota Madiun tahun 2017 ini.
Menurutnya, berapapun jumlah masker yang diterima, akan dibagi rata bersama rekan rekan BMI asal Kota/Kabupaten Madiun.
“Kita akan terima berapapun itu masker. Akan kita bagikan untuk anak Madiun yang di sini. Akan kita sama ratakan berapapun itu jumlahnya. Kita sangat bersyukur kalau dibantu. Karena di sini (Hongkong), tidak ada masker sama sekali. Kalau ada, dengan harga yang sangat mahal. Kita tidak mampu untuk membeli,” ungkapnya, melalui Whatsapp.
Sementara itu, merespon keluhan BMI asal Kabupaten Ponorogo terkait kebutuhan masker, pemkab setempat telah mengirimkan 30 ribu masker untuk BMI asal kota Reog, Senin (10/2), lalu, (Dibyo).
Ket.Foto: Eka Susanti.