Kulon Progo, beritalima.com |- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus gencar sosialiasi program Desa Tangguh Bencana atau Destana di sejumlah daerah rawan bencana.
BNPB memberikan pemberdayaan kepada masyarakat dengan melatih untuk mempersiapkan diri mulai dari peningkatan kapasitas, mitigasi hingga memahami konsep peringatan dini.
Program Destana yang telah berjalan sejak 2019, menjadi kolaborasi dan sinergi positif antara pemerintah dan masyarakat demi menciptakan manusia tangguh bencana.
Baru-baru ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan jajarannya mengunjungi Destana di Kalurahan Karangwuni, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (27/6).
Rombongan Kepala BNPB bersinergi dengan masyarakat dan relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) se-Kabupaten Kulon Progo.
Intinya dalam acara ini, BNPB memberi pembelajaran terkait mitigasi kebencanaan kepada warga pesisir Pantai Selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Masyarakat setempat perlu memahami, dari ilmu sains, wilayah selatan Jawa berpotensi sesar megathrust yang membentang dari wilayah Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.
Sesar atau patahan itu merupakan bagian dari disebut “Ring of Fire”. Jika ditarik garis, patahan itu sebenarnya membentang dari barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Filipina, Jepang dan seterusnya.
Patahan itu menurut para ahli berpotensi memicu terjadinya gempabumi dan dapat memicu gelombang tsunami. Namun kapan waktunya akan terjadi fenomena alam itu hingga saat ini belum dapat dipecahkan oleh sains.
Dari temuan itu, pemerintah mengambil kebijakan untuk memperkuat mitigasi, kesiapsiagaan masyarakat dan peringatan dini berbasis ekologi dan teknologi sebagai solusi dan antisipasi jangka panjang.
Melalui program Destana di Kalurahan Karangwuni, masyarakat memahami adanya potensi ancaman bencana dari laut selatan, bagaimana hidup berdampingan dengan alam di mana di dalamnya ada konsekuensi besar yaitu potensi risiko bencana.
“Termasuk Kulon Progo itu sesar yang jelas-jelas aktif dan berpotensi megathurst. Kejadian seperti di Aceh, Padang, Mentawai, Palu hingga Sendai di Jepang itu bisa terjadi di tempat kita ini. Karena itu BNPB memandang sangat penting upaya kesiapsiagaan,” jelas Suharyanto.
Jurnalis: Rendy/Abri