BPCB: Ada Banyak Benda Purbakala di Lereng Arjuno

  • Whatsapp

MALANG, beritalima.com | Wicaksono dari arkeolog BPCB Jatim menyebut banyak benda-benda purbakala tersebar di lereng Arjuno, tepatnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

Observasi pertama dilakukan di areal perbukitan di Dusun Gagar. Banyak batu bata kuno terbuat dari andesit berserakan dari atas dan di bawahnya.

Observasi yang dilakukan BPCB Jatim ini diikuti Kepala Desa Tulungrejo Muliadi, Bondan Jawan dari pemerhati budaya, serta Gus Heri dan Gus Paidi selaku pelaku spiritual setempat

“Semua batu yang kita temukan tidak lagi pada tempat aslinya. Kalau sudah tertata, itu ditata oleh warga, bukan tatanan yang original,” kata Wicaksono kepada warga setempat (selasa,9/3/2020)

Dugaan batu bata kuno di bukit tersebut bagian dari bangunan candi, ia menjelaskan, dugaan kearah itu ada benarnya, karena batu bata kuno tersebut teridentifikasi komponen dari candi.

Namun, untuk memenuhi “request” ekskavasi, dibutuhkan syarat dan ketentuan, yaitu tatanan batu yang sempurna alias posisi keberadaannya masih original, bukan yang sudah pindah tempat.

Berdasarkan undang-undang nomor 5 tahun 1992 tentang cagar budaya, khususnya pasal 15, setiap orang dilarang merusak benda cagar budaya dan situs serta lingkungannya, mengambil atau memindahkan benda cagar budaya baik sebagian maupun seluruhnya, mengubah bentuk atau warna serta memugar benda cagar budaya, memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesatuannya.

Observasi berlanjut ke lokasi arca yang terletak di Dusun Ganten. Menurut Wicaksono, arca tersebut adalah tokoh di daerah itu, namun perwujudannya Dewa Brahma, dengan ciri khas membawa camara dibelakang tangan kanan, dan teratai dibelakang tangan kiri, namun bermuka 1, sedangkan Dewa Brahma pada umumnya bermuka 4.

“Dalam ajaran Hindu, Dewa Brahma adalah dewa pencipta, pasti ada yang dibuat disekitar sini. Bentuk dagunya seperti jenggot, bermuka 1, tapi punya ciri khas Dewa Brahma. Dari pengamatan, kemungkinan arahnya dibuat pada masa Singosari, tapi pastinya masih perlu penelitian lanjutan,” ungkap Wicaksono.

Diduga, ada benda purbakala berwujud candi tidak jauh dari keberadaan arca itu, namun kepastian dimana lokasi yang sebenarnya, masih belum diketahui.

Pernyataan tersebut didasari adanya temuan batu bata kuno yang dianggap komponen dari candi, dan batu itu terjepit di bawah pohon disampingnya.

Arca tokoh perwujudan Dewa Brahma tersebut terukur tinggi 188 cm, dan berlokasi di ketinggian 957 mdpl. Posisi arca berada pada koordinat 7°49’23 lintang selatan dan 112°23’59 bujur timur.

Berlanjut observasi ketiga, tertuju pada batu kuno berwujud lumpang di Dusun Gagar. Perwujudan itu menunjukkan adanya pemukiman kuno di sekitar lokasi penemuan.

Observasi berakhir di punden Dusun Gagar, yaitu batu bata kuno berciri tulisan jawa kuno. Ada 4 blok pada batu kuno itu, blok 1 tidak terbaca, blok 2 terbaca angka 6, blok 3 terbaca angka 3 dan blok 4 terbaca angka 1.

Diduga batu kuno tersebut dibuat pada masa Majapahit, pernyataan itu merujuk pada 136x Saka atau bertarikh 1438 Masehi hingga 1448 Masehi, karena blok pertama tidak terbaca. (dodik)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait