Surabaya- Anggota Majelis Pembina Nasional (Mabinas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Budi Syahbuddin meninggal dunia tadi malam pukul 23.30 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di arena Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PMII di Tulungagung Jawa Timur.
Seluruh warga pergerakan dari generasi ke generasi mengekspresikan rasa duka yang mendalam. Duka menggelayut di kaki langit PMII. Hampir tidak ada kader PMII yang tidak kenal Budi Syahbuddin.
Tak terkecuali Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) Firman Syah Ali. Dia baru buka grup-grup Whatssapp pagi hari, dan kaget begitu dapat berita duka di grup Jamaah Mak Yeye yang dikirim oleh Moch Isa Anshori.
Setelah dicek ke grup Jaringan Alumni Muda (JAM) PMII, ternyata informasi yang disampaikan Moch Isa Anshori benar, dan penyebab wafatnya adalah kecelakaan lalu lintas. Ditabrak pesepeda motor saat sedang menyeberang jalan di arena Muspimnas PMII.
“Almarhum adalah teman seangkatan saya, sama-sama Pengurus Besar PMII era Nusron Wahid. Dia orang baik, sangat baik, berteman baik dengan semua orang di PMII. Memasakkan nasi untuk siapapun yang berkunjung ke PB PMII” kenang Ketua Umum Pengurus Provinsi Indonesia Karate Do Jawa Timur (Pengprov INKADO Jatim) ini.
“Orangnya sangat kocak, selalu gembira, menghibur. Ke-PMII-annya sangat total, tak luntur oleh hujan, tak lekang oleh panas. Kader-kader Budi sudah banyak yang jadi pejabat negara atau daerah, dan Budi enjoy dengan semua itu, cara bergaulnya sama kepada semua kader, baik yang menjadi pejabat maupun yang belum menjadi pejabat. Sulit mencari lagi figur kader seperti Budi” lanjut Panglima Nahdliyyin Bergerak (NABRAK) ini.
“Budi bukan pejabat, namun semua pejabat asal PMII sangat dekat, hormat dan respek kepada Budi. Di grup JAM PMII Nasional, para kader PMII kompak sumbangan uang untuk bayar kontrakan rumah Budi di Jakarta. Ini menunjukkan betapa dekatnya almarhum dengan semua kalangan, dan betapa butuhnya kami semua kepada Budi” lanjut Ketua Madrasah Kader NU (MKNU) angkatan 216 ini.
“Budi memang mewakafkan hidupnya kepada PMII, hampir tiada waktu tanpa PMII, bahkan nafasnyapun berbunyi PMII PMII PMII PMII. Saya pribadi merasa sulit untuk jadi orang sebaik Budi kepada PMII. Kadang karena faktor kesibukan dan lain-lain saya jarang hadir kegiatan PMII dan IKA PMII, tapi Budi selalu ada dan hadir untuk PMII kapanpun dan dimanapun, dengan komentarnya khasnya Ailepyuuuuu yang artinya I Love You” lanjut Pengurus Harian Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Jatim ini.
“Kita bukan pemilik kehidupan ini. Budi sekarang sudah diambil kembali oleh pemiliknya, dipanggil keharibaannya, sebagai kader terbaik PMII, di dalam arena Muspimnas PMII. Cintanya yang luar biasa kepada NU dan PMII tentu menjadi bekal utamanya dalam menghadap sang Maha Cinta. Selamat kembali keharibaaaNya Sahabatku Budi, salam kepada para muassis PMII di alam sana, tentu kita akan berjumpa kembali di alam keabadian, sampai jumpa kembali sahabatku” pungkas Majelis Pakar IKA PMII Jatim ini.