SURABAYA, beritalima.com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharni membuka acara refleksi dan doa lintas iman yang bertajuk peran perempuan, anak, dan keluarga dalam menciptakan indonesia bebas terorisme dan kekerasan di Graha Sawunggaling, Minggu (20/5/2018). Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat silaturrahmi pasca terjadinya teror bom di Kota Surabaya.
Wali Kota Risma mengaku selama beberapa hari ini terus belajar, terutama dampak dari beberapa kejadian ini. Ternyata, selama ini masih lemah dalam silaturrahmi atau komunikasi atau koordinasi dengan orang lain. “Silaturrahmi itu mulai di tingkat keluarga, tetangga dan yang lainnya. Makanya, saya senang sekali dengan adanya forum ini,” kata Wali Kota Risma saat membuka acara itu.
Menurut Wali Kota Risma, momentum ini sangat pas dan sangat bagus untuk bergandeng tangan dan saling berkomunikasi antar elemen masyarakat. Tujuannya, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Kalau satu sakit, maka kita turut merasakan sakit, dan itu sangat bagus. Dengan cara ini, maka kita bisa terselamatkan dari berbagai masalah,” ujarnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan sesama bapak-bapak dan sesama ibu-ibu harus selalu menjalin silaturrahmi. Yang paling penting, tidak boleh membatasi sebuah perbedaan, baik yang beragama Konghucu, kristen maupun islam. “Kita harus perkuat tali silaturrahmi, harus berkomunikasi. Saya sebenarnya selalu berusaha seperti itu, saya tidak pernah membeda-bedakan siapapun, tapi masih ada yang bilang aneh-aneh,” kata dia.
Selain itu, Wali Kota Risma juga meminta untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak supaya tahu dan paham bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dibangun atas dasar perjuangan semua elemen masyarakat. Dan perjuangan kala itu tidak mudah, sehingga tidak bisa dilupakan begitu saja.
“Waktu kita berjuang, ayo jong Java, jong Ambon, jong Sumatera, semua kita berjuang. Lha, kalau kita sudah merdeka, lalu kita mau ngomong minggir kamu, saya yang pegang kendali. Mana bisa seperti itu?” ujarnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma mengajak untuk tidak lupa dengan sejarah berdirinya NKRI ini. Bahkan, ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandeng tangan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan pasca terjadinya teror bom di Surabaya. “Kita harus selalu tanamkan kepada anak-anak kita, bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan harus selalu mengerti satu sama yang lainnya,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa pasca teror bom di Surabaya itu, ia sudah mengumpulkan RT/RW, Kepala Sekolah se Surabaya, Takmir Masjid se Surabaya dan guru-guru agama se Surabaya. Bahkan, ia masih berencana untuk mengumpulkan para guru-guru di Surabaya.
“Nanti, saya akan framing, bukan ngomong Bahasa Inggris atau Matematika. Tapi kita akan ngomong bagaimana saling menghormati dan bersilaturrami antar sesama. Kita harus bersama-sama dan saling menghormati sesama makhluk tuhan,” pungkasnya. (*)