TRENGGALEK, beritalima.com –
Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, terus kawal transisi PAUD ke SD menyenangkan. Mewujudkan itu secara terstruktur, istri Bupati Trenggalek tersebut pun menggelar monitoring ke wilayah-wilayah. Sebagaimana kali ini, dirinya melakukan peninjauan ke PAUD 42, Desa Puyung, Kecamatan Pule.
Salah satu misinya, yakni secara langsung mensosialisasikan masa transisi PAUD ke SD menyenangkan. Mengingat, Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek ini tidak ingin anak-anak didik kehilangan masa kecil mereka.
“Sama seperti kemarin, kita monitoring proses pembelajaran di PAUD 42 Desa Puyung, Kecamatan Pule. Tujuannya, demi memastikan komitmen guru dan wali murid serta kondisi sarana dan prasarana disana,” ungkap Master of Economic UIN SATU itu, Rabu, 22 November 2023.
Menurut dia, dari hasil monitoring secara langsung di lapangan ternyata untuk sarana sekaligus prasarana penunjang dinilai cukup memprihatinkan. Di beberapa titik berpotensi rawan terdampak longsor saat turun hujan. Sehingga, perlu ada kordinasi dengan pihak terkait agar segera mendapat perhatian.
“Dibeberapa titik terlihat punya kerawanan utamanya terdampak longsor ketika hujan tiba. Untuk itu, segera dikoordinasikan dengan Pemda agar secepatnya bisa diberikan bantuan. Agar, PAUD 42 ini benar benar menjadi sekolah yang layak serta ramah anak,” ujar Novita.
Saat disinggung mengenai strategi dalam pola asuh anak, Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek ini sempat memberikan penekanan jika semua tetap merujuk pada tiap orang tua masing-masing peserta didik. Sebab, ketika ada tekanan baik itu hambatan dibidang ekonomi ataupun sosial dipastikan juga akan berpengaruh terhadap hasil kembang anak.
“Jadi, yang terpenting adalah kebahagiaan dari orang tua anak dahulu. Sebab, jika ada tekanan atau hambatan sosial ekonomi biasanya dilampiaskannya ke pada anak dan itu sangat tidak baik,” lanjutnya.
Selain itu, masih kata dia, pemberian makanan dan nutrisi bagi anak di rumah juga sangat diperlukan. Meski, makanan tersebut tidak selalu terorientasi dari bahan-bahan yang mahal. “Banyak bahan makanan alami dengan kandungan nutrisi dan gizi tinggi. Tergantung para ibu mampu mengolah serta menyajikan kepada putra-putrinya,” pungkas Novita. (her)