BONDOWOSO, beritalima.com -Sebanyak 500 pelajar dari sekolah-sekolah di Bondowoso didaulat menjadi Siswa dan Santri Tanggap Bencana (Sistana). Pembetukan Sistana yang dihadiri langsung oleh Bupati Salwa Arifin ini dilaksanakan di Pendopo Bupati, Senin (20/5/2019).
Pembentukan Sistana ini disebut telah memasuki tahun ke lima sejak 2015 lalu. Adapun pelajar dan santri yang ikut serta tahun ini berasal dari empat sekolah, yang masing-masing berjumlah sekitar 125 orang.
Bupati Salwa Arifin, dalam sambutannya menerangkan, pembentukan Sistana merupakan bentuk upaya dari mitigasi dan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.
“Penanganan bencana secara terpadu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini BPBD semata. Akan tetapi menjadi tangung jawab bersama,” ungkapnya dihadapan Sistana di Pendopo Bupati.
Selain itu Bupati juga berharap agar semua memiliki peranan dalam penanganan bencana alam. Diantaranya Pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha. Di dalamnya, termasuk santri dan siswi di dalamnya dunia usaha.
“Salah satu cara untuk membangun sumber daya manusia yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana yakni memfasilitasi pembentukan siswa dan santri tanggap bencana,” tuturnya saat memberikan sambutan.
Masih kata Salwa bahwa, siswa dan santri yang telah mengikuti kegiatan pembentukan sistana ini diharapkan menjadi kader relawan tanggap bencana yang dapat mengimplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya.
“Saya berharap siswa dan santri mampu mengenali ancaman risiko di lingkungannya maupun mengelola informasi peringatan dini, memahami rambu peringatan serta mengurangi kepanikan dan ketergesaan saat evakuasi yang menimbulkan korban dan kerugian,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kukuh Triatmoko, usai pembentukan Sistana, mengatakan, bahwa nantinya para pelajar ini akan mendapatkan pelatihan mitigasi dan pengenalan berbagai karakteristik bencana yang terjadi di Bondowoso.
“Paling tidak mereka dengan mengenal karakteristik bencana di sekitarnya itu, mereka mampu untuk melakukan penanggulangan resiko bencana baik kepada dirinya, keluarga maupun pada masyarakat,” pungkasnya. (*/Rois)