FAKFAK, beritalima.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Fakfak bersama Forum
Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Kabupaten Fakfak menandatangi
nota kesepakatan di gedung Windert Tuare Kabupaten Fakfak, Rabu (17/5/2017) pagi.
Turut menandatangani Nota Kesepakatan Kapolres Fakfak, Kajari Fakfak. Nota kesepakatan itu berisikkan 7 poin penting diantaranya menolak
dengan tegas paham radikalisme, intoleransi, ekstrim dan terorisme di
Kabupaten Fakfak.
Menjaga keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945 serta Bhinneka Tunggal
Ika, mempedomani dan mempertahankan semboyan Satu Tungku Tiga Batu
yang diartikan sebagai agama keluarga.
Saling menghormati kepercayaan dan keyakinan antar umat beragama,
mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan perbedaan
atau kesalapahaman dinatara umat beragam.
Mendukung dan bekerjsama dalam menjaga dan menciptakan situasi yang
aman dan kondusif dalam kehidupan beragama di Kabupaten Fakfak.
Dalam sambutannya, Bupati Fakfak Drs. Mohammad Uswanas, M.Si
mengatakan, sesungguhnya nota kesepatakan lebih banyak tidak ditulis
melainkan sudah menjadi tradisi masyarakat Fakfak yang menganut sistem
Satu Tungku Tiga Batu.
“Kita di Fakfak tidak ada Toleransi dan Intoleransi melainkan yang ada
adalah Kekeluargaan kita satu Kabupaten Fakfak ini adalah Keluarga dan
Agama adalah tanggung jawab kita semua, saya tekankan jangan membawa
agama dalam bidang politik,”tegas Bupati.
Menurut Bupati, agama merupakan jati diri atau batin kita sebagai
manusia ciptaan Tuhan, “Jadi jangan buang buang energi dan terpengaruh
dengan kondisi yang ada di Jakarta, apapun kejadian yang ada di
Jakarta jangan dibawa – bawa ke Fakfak,”kata Bupati.
Bupati meminta agar pertemuan rutin dengan tokoh Agama harus
dilaksanakan sehingga tidak ada propokasi – propokasi yang masuk di
Fakfak, dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga dapat
dikomunikasikan.
“Jangan mencari perbedaan tentang Alquran, Alkitab, Weda, Injil
tetapi cari kesamaan untuk kita rembugkan membagi dengan tokoh – tokoh
Agama sehingga seluruh agama yang ada di Kabupaten Fakfak berjalan
sejajar untuk membangun Kabupaten ini,”ujarnya.
Kapolres Fakfak AKBP. Gazali Ahmad menyampaikan arahan Kapolri bahwa
negara Indonesia saat ini digoyang oleh berbgai macam issue SARA dari
berbagai Agama.
“Bapak Kapolri menyampaikan kepada seluruh Bhayangkara guna
menyampaikan kepada masyarakat untuk Bangun Dari Mimpi dan jangan
terpengaruh hasutan-hasutan yang ingin memecah belah persatuan NKRI
dengan masuk melalui Agama,”kata Kapolres.
Kapolres mengajak seluruh pimpinan Daerah dan seluruh masyarakat
Kabupaten Fakfak untuk tetap menjaga persatuan yaitu dengan
Mengutamakan Satu Tungku Tiga Batu dan tetap menjaga tali silaturahmi
di Kabupaten Fakfak.
Ketua MUI Kabupaten Fakfak Drs. Mustaqhfirin, M. Si mengatakan,
Indonesia sudah ditakdirkan menjadi NKRI maka, dia mengajak seluruh
masyarakat Kabupaten Fakfak agar mengantisipasi nilai falsafah yang
masuk di Kabupaten Fakfak serta junjung tinggi Satu Tungku Tiga Batu.
Perwakilan Kristen Katholik, Didimus Temongmere mengatakan, orang
Mbaham dari dulu kala adalah kekeluargaan dan yang menjadi paling
utama mengalir banyak darah dari berbagai suku berkumpul sehingga
timbulah keluarga dalam Satu Tungku Tiga Batu merupakan simbol
Kabupaten Fakfak.
Ketua Klasis GKl Fakfak, Pdt, Rafles Mambrasar, S. Th mengatakan,
segala kehidupan sosial itu hanya ada di Kabupaten Fakfak sehingga
dipandang perlu menjaga kerukunan ini dan NKRI harga mati bagi kami.
Ketua PHDI Drs. I Putu Wartama menambahkan, kebersamaan dan
kekeluargaan di Kabupaten Fakfak sangat kuat, sehingga perlu dijaga
kekeluargaan yang sudah berjalan baik ini. [try]