Bupati Karna Ajak Para Dokter Dukung Program Sehati

  • Whatsapp
Bupati Situbondo Karna Suswandi diacara pelantikan pengurus IDI Situbondo. (Bet/beritalima.com)

SITUBONDO, beritalima.com – Bupati Situbondo, Karna Suswandi mengajak para dokter untuk mensukseskan program unggulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo. Yakni sehat gratis (Sehati).

Hal tersebut disampaikan oleh orang nomor satu di Kota Santri Pancasila ini saat menghadiri acara pelantikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Situbondo periode 2021-2024. Acara tersebut berlangsung di Pendapa Graha Amukti Praja.

“Program Sehati ini sudah berbasis digital. Yaitu e-KTP. Jadi masyarakat miskin bisa berobat ke Puskesmas atau rumah sakit di kelas III hanya dengan menunjukkan itu (e-KTP -red),” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Bung Karna ini menegaskan, dirinya meminta kepada pihak rumah sakit untuk tidak lagi menggunakan uang jaminan bagi pasien yang belum menyelesaikan administrasi pembayaran saat hendak pulang.

“Saya masih dapat keluhan dari masyarakat adanya pasien diminta uang jaminan karena belum menyelesaikan administrasi saat akan pulang. Kejadian semacam ini jangan sampai terulang lagi meski itu hanya untuk kebutuhan administrasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bung Karna menerangkan, Pemkab Situbondo pada tahun 2022 ini, menggelontorkan anggaran hingga Rp24 miliar untuk program kesehatan gratis bagi masyarakat miskin di Kota Santri Pancasila. “Dimana itu terdiri dari Rp14 miliar untuk pembayaran BPJS Kesehatan bagi 30 ribu warga kurang mampu. Kemudian Rp10 miliar untuk program Sehati,” tambahnya.

Bupati 54 tahun ini menjelaskan, data dari Dinkes setempat, pafa tahun 2021, program Sehati sudah digunakan oleh 1.311 masyarakat miskin di Situbondo. “Itu periode Juni sampai Desember 2021. Sebab program ini baru diluncurkan pada pertengahan awal kepemimpinan saya dan Nyai Khoi,” pungkasnya.

Lebih jauh, Bung Karna meminta kepada pihak rumah sakit bahwa masalah administrasi itu hanya berupa bukti pembayaran untuk SPJ pihak rumah sakit ke Dinkes, bahwa pasien menghabiskan biaya pengobatan. “Jadi jangan sampai ada keluarga pasien yang dibuat ruwet urusan administrasi,” tutupnya. (*/Bet)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait