MADIUN, beritalima.com- Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Madiun Ke-449, Bupati Madiun, Jawa Timur, melakukan ziarah ke makam putri Adipati Madiun Pertama . Yakni ke makam Retno Dumilah yang berada di Kuto Gede, Yogjakarta, Sabtu 8 Juli 2017.
Menurut Bupati Madiun, H. Muhtarom, kegitan ziarah ke makam Retno Dumilah, merupakan kelanjutan dari kegiatan ziarah sebelumnya di makam mantan-mantan Bupati Madiun yang dimakamkan di Madiun.
“Perlu diketahui, Retno Dumilah adalah Bupati Madiun yang kedua. Beliau ini adalah putri dari bupati Madiun pertama, Ronggo Jumeno, yang dimakamkan di makam Kuncen Kota Madiun,” kata H. Muhtarom.
Retno Djumilah, lanjutnya, selain sebagai Bupati Madiun yang kedua, juga merupakan istri permaisuri dari Raja Mataram pertama, Panembahan Senopati. “Karena itu, Retno Dumilah dimakamkan di Makam Raja-raja Mataram,” terangnya.
Ziarah ke makam mantan Bupati Madiun ini, sambungnya, dilaksanakan setiap tahun menjelang pelaksanaan hari jadi Kabupaten Madiun yang jatuh pada tanggal 18 Juli.
“Ini merupakan bentuk penghormatan kepada pendahulu kita sekaligus untuk mendoakan para pendahulu kita yang telah mendahului kita menghadap Allah SWT. Semaga beliau semua Husnul Khotimah,” imbuh H. Muhtarom.
Sementara itu terkait dengan kepindahan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun dari wilayah Kota Madiun ke Mejayan Kabupaten Madiun, Muhtarom berharap agar mantan Bupati Madiun yang telah wafat ini juga ikhlas.
“Apalagi pemindahaan pusat pemerintahan yang saat ini juga tidak terlepas dari inspiasi dari Bupati sebelumnya. Kalau dalam sejarah, awal pertama ibukota Kabupaten Madiun berada di Ngurawan Kecamatan Dolopo. Selanjutnya pindah ke Sogaten Kota Madiun kemudian pindah lagi ke Kuncen Kota Madiun. Dari Kuncen, kemudian pindah lagi ke Pangongangan Kota Madiun,” terangnya.
Hal ini dilakukan untuk disesuaikan dengan peraturan Otonomi Daerah guna mendapat berkompetisi antar daerah. “Kalau posisi pemerintahan masih berada di wilayah administrasi Kota Madiun, maka wajah Kabupaten Madiun menjadi tidak jelas. Atas dasar itulah, maka pusat pemerintahan Kabupaten Madiun dipindahkan ke wilayah administrasi Kabupaten Madiun,” tandasnya.
Selian adanya faktor otonomi daerah, juga ada faktor lain yang mengharuskan Kabupaten Madiun pindah ke wilayah adminitrasi Kabupaten Madiun. Yakni faktor sosial, faktor ekonomi dan juga multi player efek yang menyertai. “Hal ini akan terus dilakukan demi kemajuan Kabupaten Madiun,” pungkasnya.
Turut dalam rombongan ziarah ini yakni jajaran Forkopimda, Wakil Bupati H. Iswanto, Sekda Tontro Pahlawanto, kepala OPD, Asisten, Staf Ahli dan beberapa orang Kabag. (Bag. Humas Setda Kabupaten Madiun/Editor: Dibyo).