Bupati Salwa Sebut, Desa Sukosari Kidul Dicanangkan Jadi Desa Wisata dan Budaya

  • Whatsapp
Bupati Salwa Arifin saat potong tumpeng di Wisata Tirta Agung sukosari. (Rois/beritalima.com)

BONDOWOSO, beritalima.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso mencanangkan desa Sukosari Kidul, Kecamatan Sumber Wringin sebagai desa budaya, yang diselenggarakan di objek wisata Tirta Agung di desa setempat pada, Selasa malam (21/6).

Pencanangan tersebut ditandai dengan pemotongan tumpeng dan penandatanganan prasasti langsung oleh Bupati Salwa Arifin di dampingi Kepala Disparbudpora Mulyadi, dan saksikan oleh Wakil Ketua DPRD Bondowoso Sinung Sudrajat.

Pencanangan Desa Budaya itu tampak sangat meriah, banyak masyarakat sekitar sangat antusias menyaksikan langsung beragam budaya asli yang ditampilkan. Seperti diantaranya, tarian ‘Tanian Agung’, kesenian macopat, seni bela diri atau pencak silat, hadrah, dan lainnya.

Bupati Bondowoso, Drs KH Salwa Arifin, mengatakan, Desa Sukosari Kidul Kecamatan Sumber Wringin ini merupakan desa ke lima di Bondowoso yang dicanangkan sebagai desa budaya.

Dengan dicanangkan sebagai desa budaya, Bupati Salwa berharap bisa memberikan dampak langsung terhadap kemajuan kebudayaan, seni, dan tradisi di desa Sukosari Kidul Kecamatan Sumber Wringin ini.

“Yang tidak kalah penting adalah kegiatan ini memberikan dampak ekonomi berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Dijelaskannya, pencanangan desa budaya juga merupakan upaya pemerintah dalam pemajuan kebudayaan. Begitu pun, dipilihnya desa sebagai program pemajuan kebudayaan, karena desa merupakan akar atau asal identitas budaya Indonesia.

“Dan paradigma pembangunan kebudayaan harus dimulai daru unit kebudayaan terdepan, yaitu desa,” terang Kiai Salwa sapaan karibnya itu.

Selain itu, pencanangan desa budaya ini juga menyasar pada kelompok sosial desa, termasuk generasi muda, perempuan dan anak-anak, tetua desa serta pelaku budaya.

Adapun tujuan program pemajuan kebudayaan desa adalah mewujudkan inisiatif pemajuan kebudayaan melalui pemberdayaan masyarakat desa. “Inisiatif pemajuan kebudayaan tersebut diharapkan menjadi landasan dalam menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga, (Disparbudpora) Bondowoso, Moelyadi, menerangkan, pemilihan Sukosari Kidul sebagai desa budaya telah melewati proses identifikasi. Mengingat, tak semua desa bisa menjadi desa budaya.

Selain itu pihaknya juga telah melakukan pembinaan dan pendalaman terhadap beragam budaya yang ada di desa Sukosari Kidul. “Pembinaan sejak 17 Mei, kurang lebih satu bulan pembinaan dan pendalaman terhadap beragam budaya disini,” ungkapnya.

Dijelaskannya, pembinaan dan pendalaman dilakukan terhadap 45 pelaku budaya dan tradisi yang ada di Sukosari Kidul. Mereka terbagi di beberapa pelaku seni, seperti seni hadrah, ludruk. Kelompok tarian jarang kencak, kesenian macopat.

“Kita harus mengkaji dan mendalami. Betul atau tidak di desa ada kebudayaan yang dilestarikan,” jelasnya.

Di lain sisi, pemilihan Desa Sukosari Kidul sebagai desa budaya juga karena desa ini memiliki objek wisata, Tirta Agung, yang telah masuk dalam 50 besar Anugerah desa wisata Indonesia.

Bahkan, pada awal bulan Juli 2022 ini, kata Moelyadi, secara langsung akan dinilai oleh Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, untuk untuk masuk 10 besar tingkat nasional. “Kami sebagai dinas pengampu, menilai desa ini layak menjadi desa budaya,” tandasnya. (*/Rois)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait