BONDOWOSO, beritalima.com – Bupati Bondowoso ditemani wakilnya melakukan penandatanganan bersama Forkompinda serta organisasi perangkat daerah untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Bondowoso.
Penandatanganan dilakukan sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah untuk mencegah terjadinya stunting di berbagai wilayah yang ada di Bondowoso. Sehingga diharapkan mendapatkan penanganan serius dari pihak-pihak terkait sebelum terjadinya stunting.
Bupati Salwa Arifin dalam sambutannya, mengatakan, stunting di Bondowoso ini harus mendapatkan perhatian serius, terutama dengan menitikberatkan penanganan penyebab masalah gizi.
“Ada faktor yang menghubungkan dengan ketahanan pangan khususnya akses kepada pangan bergizi. Kemudian, lingkungan sosial yang terkait dengan praktek pemberian makanan bayi dan ibu, maupun pengasuhan,” ungkapnya Selasa (19/02) di Pendopo Bupati.
Lanjut Bupati selain itu akses pelayanan kesehatan harus lebih ditingkatkan lagi untuk mencegah stunting dengan memberikan pengobatan sejak dini. Serta memberikan pemahaman terhadap masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan yang meliputi kebersihan air dan sanitasi.
“Saya mengajak semua pihak, Dinkes dan instansi terkait, mari kita bersama-sama untuk menyelesaikan masalah stunting ini. Kalau tadi disebutkan ada beberapa desa di Bondowoso ini, ke depan mari kita tangani secara serius, kita kerjasama gotong royong untuk mengurangi stunting ini. Pada saat ini kita tandatangani komitmen pencegahan stunting, kita upayakan Bondowoso lepas dari stunting,” tuturnya.
Sementara itu ditempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso dr Mohammad Imron menyampaikan bahwa berdasarkan survei dari PSG Bondowoso berada diurutan ke 3 kasus stunting anak tertinggi di Jawa timur. Dari data tersebut ada sekitar 38% balita di Bondowoso masuk dalam kategori kasus stunting.
“Adapun, jumlah balita stunting dari hasil pengukuran dari bulan timbang pada Agustus 2018 kemarin, dari jumlah 42.213 balita yang ditimbang di semua kecamatan, di semua wilayah kerja Puskesmas. Dinkes menemukan ada sekitar 8ribuan balita masuk kategori pendek bahkan sangat pendek,” pungkasnya. [*/Rois]