HONGKONG, beritalima.com | Bupati Sorong Dr Johny Kamuru SH MSi menghadirkan proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong di ajang internasional, Belt and Road Summit 2019 di Hong Kong, 11-12 September 2019.
Pada ajang pertemuan para investor di gedung the Hong Kong Cenvention and Exhibition Centre (HKCEC) itu, Johny Kamuru menawarkan KEK Sorong kepada investor internasional melalui inisiasi yang dilakukan pengusaha Hendry Arifin dari PT Henson Putra Jaya.
Belt and Road Summit 2019 merupakan gelaran internasional yang secara rutin diselenggarakan Hong Kong Trade Develompment Council (HKTDC), seperti Kadinnya Indonesia. Even ini menghadirkan 87 pembicara dari 14 negara dan dihadiri sekitar 5.000 pengunjung dari 68 negara.
Selain Bupati, rombongan dari Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat tersebut adalah Administrator KEK Sorong / Kepala Dinas PM&P2TSP Salmon Samori, Dirut PT Malamoi Olom Wobok (MOW) Gabriel Hasahatan S, Asisten II Ekonomi/Pembangunan Chris J Topamahu dan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Suroso.
Dalam stand Indonesia, selain Kabupate Sorong, juga ada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Konsulat Jenderal Indonesia di HK, Kementerian Perhubungan, Proyek Infrastruktur Pemprov Bali, Pemprov Kalimantan Utara, Jababeka Group dan HK Indonesia Chamber.
Bupati Johny Kamuru berharap event dua hari di Hong Kong ini bisa menarik perhatian investor terhadap Sorong. Kabupaten Sorong menurutnya memiliki potensi sangat bagus yang belum sepenuhnya digali. Kebutuhan prioritas yang diperlukan adalah pembangunan infrastruktur di sekitar KEK Sorong. “Dan sudah barang tentu ada investasi yang masuk ke dalam KEK Sorong tersebut,” ujar Johny Kamuru, melalui rilisnya kepada media, Rabu (11/09).
Menurut Bupati Johny, lokasi KEK Sorong sangat strategis. Berada di Selat Sele Distrik Mayamuk dan berada pada jalur lintasan perdagangan internasional Asia Pasifik dan Australia.
“Berinvestasi di dalam KEK Sorong akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan di luar KEK, sebab ada berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah terjadap setiap investasi yang masuk,” jelasnya.
Jika KEK Sorong terbangun dan berkembang maka Kabupaten Sorong bakal maju dan pada akhirnya rakyat akan tersejahterakan. KEK Sorong bakal menunjang visi misi bupati yaitu ‘Kabupaten Sorong Maju Bersama Rakyat Cerdas, Sehat Sejahtera Tahun 2022’.
Di tempat yang sama, Dirut PT MOW Gabriel Hasahatan S menyebutkan keikutsertaan KEK Sorong di Belt and Road Summit 2019 adalah bagian dari program kerja PT MOW yaitu mempromosikan potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Sorong ke dunia luar.
Sebab PT MOW adalah BUMD Kabupaten Sorong yang dipercaya mengelola KEK Sorong. “Ini adalah kesempatan kita menawarkan potensi Sorong kepada investor luar negeri,” katanya.
Keunggulan KEK Sorong
KEK Sorong ditetapkan lewat PP No 31 Tahun 2016 sebagai KEK pertama di Papua, dengan harapan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan perputaran ekonomi baru di timur Indonesia, sejalan dengan salah satu prinsip Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.
KEK Sorong akan dibangun di atas lahan seluas 523,7 hektar dengan nilai investasi sekitar 3,1 triliun. KEK Sorong secara strategis berada pada jalur lintasan perdagangan internasional.
KEK Sorong memiliki keunggulan geoekonomi yaitu potensi di sektor perikanan dan perhubungan laut. Strategis untuk pengembangan industri logistik, agro industri serta pertambangan.
KEK Sorong bakal dikembangkan dengan basis kegiatan industri galangan kapal, agro industri, industri pertambangan dan logistik. KEK Sorong diperkirakan akan menarik investasi sebesar Rp 32,2 triliun hingga 2025 dan menyerap 15 ribu tenaga kerja.
Sebagai KEK, maka banyak sejumlah kemudahan yang diberikan pemerintah untuk pengusaha yang melakukan investasi di KEK, antara lain insentif pengurangan pajak, bebas bea masuk, kemudahan berbagai perizinan, fasilitas lalu lintas barang, dll. (*)