TULUNGAGUNG, beritalima.com- Bupati Tulungagung, Jawa Timur, Maryoto Birowo, mengunjungi lokasi tanah longsor di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Senin 22 November 2021.
Intensitas hujan lebat yang terjadi beberapa minggu terakhir, mengakibatkan tanah tidak mampu menahan derasnya arus aliran air. Sehingga, tanah longsor pun tidak dapat dihindari dan dibendung.
Ada beberapa titik di Desa Mulyosari yang harus diwaspadai saat musim hujan seperti ini. selain tanah longsor, jalan ambles,dan juga bencana lainnya.
Maryoto Birowo mengatakan, jalan longsor ini merupakan akses jalan menuju satu dusun di wilayah Mulyosari,
“Longsor yang menutup jalan ini merupakan akses jalan menuju satu dusun, dan harus segera dibuka.kami datang komplit dengan pihak dinas yang terkait, seperti BPBD, Perhutani , dan PJT. Setidaknya jalan ini harus segera dibuka,” ucapnya.
Lanjut bupati, terpenting dibuka dulu jalannya, perbaikan bisa sambil berjalan. target tujuh hari sudah selesai, dan bisa dilewati warga seperti semula.
Tanah longsor yang menutupi jalan biasa dilalui masyarakat sekitar, bahkan tidak sedikit yang berwisata melewati jalan tersebut.
“Kalau sudah begini menjadi tanggung jawab kita bersama, kita perbaiki bersama- sama dan gotong royong. Curah hujan ini masih awal, diperkirakan dari BMKG puncaknya Desember. Sering saya sampaikan, lereng’an atau elevasi yang di atas 15° sampai 20° yang semakin miring, kalau bisa jangan sampai ditanami rumput gajah, lebih baik tanaman keras,” ungkap Bupati.
Ada lima titik tanah longsor yang ada di wilayah Pagerwojo, tiga diantaranya sudah bisa dilewati kendaraan.
Wilayah Tulungagung sebagian besar merupakan pegunungan, sehingga, jika musim penghujan tiba, banyak bencana yang terjadi, harus antisipasi sedini mungkin.
“Wilayah pegunungan di Tulungagung ada tujuh kecamatan, mulai sendang, Pagerwojo, Tanggung Gunung, kalidawir, Pucang Laban, Besuki, dan Bandung. Ini yang menjadi perhatian khusus dan penanganan yang serius disaat musim hujan,” tambahnya.
Himbauan bupati kepada seluruh masyarakat Pagerwojo terutama Mulyosari, untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan agar bencana tidak terjadi. Menimbulkan kerugian, terlebih, jangan sampai ada korban jiwa.
“Mari kita jaga secara bersama-sama, aparat saja tidak bisa tanpa adanya kerjasama dari seluruh pihak terutama masyarakat. Pengamanan dan pengelolaan harus tetap dijalankan. makanya, dibentuk mandor pengelolaan keamanan hutan, Pokdarwis juga menyampaikan dan ikut merawat, karena Mulyosari merupakan daerah wisata yang harus kita jaga,” pungkasnya. (Dst).