Bupati Trenggalek Ambil Langkah Strategis Tangani Bencana Longsor di Sumurup

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Satu lingkungan sebanyak 37 Warga di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terancam tertimbun longsor, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengambil beberapa langkah penanganan.

Meninjau bencana tanah gerak di wilayahnya itu, kepala daerah muda itu segera melakukan mitigasi bencana dan memutuskan langkah-langkah penanganan, Sabtu (22/10). 4 rumah sudah rata tertimbun tanah, kemudian puluhan rumah lainnya terancam mengalami nasib yang sama.

Dalam tinjauannya Bupati Trenggalek melihat ada resiko besar untuk ditinggali kembali, karena retakan tanah diatas bukit cukup banyak. Sementara untuk meminimalisir kejadian serupa, alat berat bantuan dari BPBD dan PU Binamarga Provinsi terjun membuatkan teras iring dan sabuk air guna mengalihkan aliran air ke parit dan sungai terdekat. Dengan begitu air dapat diminimalisir masuk kedalam retakan.

Meskipun sudah ada upaya penanganan, wilayah terdampak sangat beresiko bila dijadikan pemukiman kembali. Relokasi menjadi jalan satu-satunya agar warga sekitar aman dari bencana longsor.

Bupati Trenggalek dalam kunjungannya, “jadi penanganan pertamanya kita dibantu BPBD maupun BBWS. Kita menyiapkan sabuk air di sekitar bukit, sehingga bila ada hujan susulan tidak menambah beban longsoran karena air bisa dialirkan ke parit terdekat dan sungai terdekat,” tuturnya.

Kemudian kita mencari lahan untuk mempersiapkan untuk relokasi. Kita sedang menginventarisir warga, siapa yang punya tanah siap untuk dibangun. Kalau tidak punya tanah, opsinya kita punya tanah tapi di Dilem Wilis. Namun kita coba mencari opsi opsi yang lain. Nanti kalau warga sudah setuju, kita akan membangun rumah rumah yang baru.

Sama kejadiannya dengan yang tadi kita kunjungi di Desa Pandean Dongko. Kalau di Pandean tadi warga sepakat untuk di relokasi. Ada 16 rumah, 14 rumah setuju kita relokasi. Di sini ada 37 rumah, nanti akan kita data ulang siapa yang berkenan di relokasi dan siapa yang mau di bangunkan di tempat relokasi.

Yang ketiga, karena mempersiapkan tempat relokasi ini membutuhkan waktu, ternak-ternak mereka bisa di titipkan di kandang-kandang milik pemerintah agar ternak-ternak ini dititipkan di jalan, kemudian dibawa lagi ke atas. Sekarang yang penting harta bendanya aman dulu.

Kemudian segala kebutuhan, saya tadi minta kepada posko dan kepala desa semua komunikatif, kebutuhan masyarakat selama mempersiapkan kehidupan baru ini bisa tercukupi. Kemudian anak-anak, kebutuhan sekolah, kesehatan dan segala macam di pos-pos pengungsian ini bisa tercukupi.

“Kondisi saat ini tidak memungkinkan dihuni kembali, karena retakan retakannya sudah menyebar. Kalau hujan sedikit saja air bisa masuk ke bawah retakan, terus yang namanya air pasti akan mencari jalannya sendiri, sehingga retakan-retakan ini mungkin bisa bertambah. Namun harapan kami dapat diminimalisir, makanya saat ini alat berat bergerak membuat teras iring tanah dan sabuk air keliling bukit,” terangnya.

Kalau di Dongko, sudah tidak bisa ditolong lagi, lanjutnya menambahkan. “Semuanya minta relokasi. Kemudian di sana juga tidak terlalu besar, lebih besar di sini,” ungkap Bupati Arifin.

Harapan warga terdampak, mereka bisa segera mendapat tempat relokasi yang baru tidak jauh dari pemukiman mereka dan aman dari bencana serupa. “Kita ikut pemerintah, yang penting tidak jauh dan aman,” celetuk salah satu warga terdampak disela tinjauan Bupati Trenggalek, kelokasi bencana.

Sementara ini seluruh warga terdampak mengosongkan huniannya dan tinggal di pengungsian, kantor RW dan juga rumah warga sekitar. Warga terdampak enggan kembali kerumah, takut kejadian serupa terulang. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait