TRENGGALEK, beritalima.com –
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini meninjau bencana hidrometeorologi basah, banjir dan tanah longsor di Kecamatan Munjungan, Minggu (6/11). Disambut Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama Forkopimda dan jajaran, mantan Walikota Surabaya itu menyaksikan keganasan air yang memporak porandakan infrastruktur di kecamatan di Selatan Trenggalek itu.
Bahkan dalam kunjungannya itu, Menteri Sosial menyebut bencana di Trenggalek merupakan bencana terparah dari 3 kejadian banjir dan tanah longsor yang terjadi di Jawa Timur pada, Jum’at (3/11).
Bergerak cepat membantu penanganan bencana hidrometeorologi basah di kecamatan Munjungan, Mensos menggelontorkan bantuan senilai Rp. 628.348.000, dalam bentuk logistik, peralatan dapur umum dan juga dalam bentuk bantuan lainnya.
Tidak hanya ini, Risma juga akan membantu beberapa alat berat untuk kebutuhan pembersihan sisa material banjir, yang nilainya ditaksir lebih besar dari bantuan pertama. Bantuan ini diberikan karena salah satu menteri perempuan era Pasangan Presiden Joko Widodo-Makruf Amin prihatin melihat kondisi yang ada di Kecamatan Munjungan.
Menteri perempuan ini juga tidak canggung terjun ke sungai membantu evakuasi sampah dan balok kayu yang menyumbat aliran air. Saat kejadian sampah dan balok kayu ini menjadi salah satu penyebab salah satu jembatan di kecamatan itu ambrol.
“Saya bersyukur, saya datang. Kebetulan saya pas di Surabaya dan awalnya ada tiga Banyuwangi, Ngantang Malang dan juga Trenggalek. Justru menurut saya yang terberat di Trenggalek,” ungkap Menteri Sosial itu.
Kalau kita lihat tadi, sambungnya menambahkan, “aliran sungai membahayakan semua. Kalau penanganannya tidak cepat akan terjadi sliding-sliding. Bahkan jalan akan tergerus kemudian mungkin perumahan,” imbuhnya.
Oleh karena itu saya menyerahkan bantuan dan meninjau langsung bencana ini ke Trenggalek. Ini bantuan awal, logistik untuk masyarakat. Nanti juga akan saya bantu untuk sewa alat berat kemudian kita juga akan datangkan dari Jakarta.
Saya juga kontak Walikota Surabaya untuk membantu alat berat karena ini belum musim pemuncak. Jadi karena itu kenapa persiapannya harus cepat.
Saya juga akan kekota untuk membeli perlengkapan masak, karena ada akses yang terputus-putus sehingga berpontensi ada daerah yang terisolir. Ini yang harus kita antisipasi logistik-nya. Maka dari itu kita akan belanja kebutuhan dapur untuk mereka bisa mandiri ketika terisolasi.
Kemudian selanjutnya Pak Bupati menyampaikan kehabisan Bronjong. Namun saya melihat hampir semua jalan, jembatan itu kritis. Makanya tadi kita akan belikan dari Surabaya. Terus saya minta kepada Pak Kapolres dan Pak Dandim, untuk sementara daerah-daerah kritis tadi tidak dilalui oleh kendaraan berat. Karena beban itu akan mempengaruhi kekuatan jalan. Karena kondisinya yang ditepi sungai benar-benar tidak ada penahan sama sekali. Itu kalau dilewati kendaraan berat dia akan mudah rontok.
Masalahnya kalau putus, yang diserang ini makannya bagaimana. Kita berharap dengan kita mempersiapkan peralatan peralatan masak ini, mereka nantinya bisa mandiri. Makanya saya akan ke kota untuk membeli peralatan masak dan staf saya belanja kebutuhan pokoknya.
“Memang kondisi alamnya seperti ini, sehingga kita harus saling gotong royong. Tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, masyarakat harus bersama-sama menangani ini semua karena saya sangat percaya kekuatan masyakat itu doa. Karena doa pasti Allah akan mengabulkan,” tutup Risma.
Bupati Trenggalek, saat mendampingi kunjungan Menteri Sosial ini menambahkan, “hari ini saya mendampingi Bu mensos. Beliau berkeliling, selain memberikan masukan terkait kondisi sungai secara kesosialan, beliau ingin memastikan jikalau, tapi kita tidak ingin bila terjadi banjir kembali terus ada jembatan putus lagi maka dikhawatirkan ada titik-titik pedesaan, dusun yang terisolir. Maka dari itu ibu memerintahkan untuk menyiagakan dapur-dapur umum di kawasan yang dimungkinkan terisolir,” ucapnya.
Hari ini karena posisinya darurat beliau berbelanja langsung di Pasar Pon untuk memastikan dapur umum. “Bantuannya dari logistik dan juga ada alat berat dan sebagainya. Jadi cukup banyak dari Kementrian Sosial,” terang Bupati Trenggalek itu. (her)