KUPANG, beritalima.com – Bupati Timor Tengah Utara, Raymundus Sau Fernandez mengatakan pembangunan kawasan perbatasan akan menjadi prioritas lima tahun ke depan. Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratic Timor Leste (RDTL).
Bupati Raymundus mengatakan hal itu kepada wartawan usai upacara peringatan HUT ke-94 Kota Kefamenanu, Kamis (22/9/2016) lalu.
Dia mengatakan dari segi keamanan maupun kenyamanan sampai dengan saat ini hubungan masyarakat perbatasan (Indonesia) di Timor Tengah Utara dengan masyarakat Timor Leste yang ada di Oekusi berjalan baik.
Namun yang menjadi masalah adalah hanya ada enam titik di perbatasan yang sampai dengan saat ini masyarakat Timor Tengah Utara tidak menerimanya masuk ke wilayah Timor Leste. “ Enam titik di daerah perbatasan yakni mulai dari Manusasi sampai Nelu yang sampai saat ini dan sampai kapan pun masyarakat TTU tidak akan menerima kalau daerah itu dimasukan ke wilayah Timor Leste”, jelas Bupati Raymundus yang saat itu didampingi Wakil Bupati Timor Tengah Utara, Aloysius Kobes.
Menurutnya, secara adat istiadat di enam wilayah perbatasan itu adalah wilayah Indonesia. kemudian secara pemerintahan saat Timor Timur masih Indonesia, juga adalah wilayah Indonesia. “ Karena bagi kita antara Oekusi dengan Timor Tengah Utara itu adalah bersaudara (adik dan kakak, red). Dan dalam memetakan wilayah adat itu sudah dilakukan secara turun temurun oleh pendahulu kita”, kata Raymundus menambahkan.
Oleh karenanya, salah satu fokus perhatian Pemkab Timor Tengah Utara lima tahun ke depan adalah pengembangan kawasan wilayah perbatasan. “ Sekarang bisa dibandingkan banyak akses jalan yang sudah dibangun, listrik sudah disambungkan ke semua daerah perbatsan, kecuali desa Noelelo dan sebagian wilayah desa Naikake yang sampai saat ini masih menunggu proses penyambungan jaringan listrik di daerah perbatasannya. Sedangkan yang lain sudah tersambung listrik”, katanya.
Dikatakannya, di kawasan perbatasan banyak sarana prasarana yang sudah dibangun, yakni antara lain infrastruktur jalan, kesehatan, pendidikan, jembatan juga termasuk rasio elektrifikasi di perbatasan. “ Tinggal sekarang yang belum dibangun adalah tiga jembatan besar yang ada di wilayah perbatasan yang harus segera dibangun. Dan kami berdua bercita-cita untuk lima tahun berikutnya tiga jembatan ini sudah selesai dibangun”, ujar dia.(Ang)