Bupati TTU : Pensiun Petani Untuk Persiapkan Masa Tua

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di Timor Tengah Utara, Bupati Timor Tengah Utara, Raymundus Sau Fernandez bersama Wakil Bupati, Aloysius Kobes menggulirkan sejumlah program, diantaranya adalah program Desa Mandiri Cinta Petani (Sari Tani) dan Padat Karya Pangan (PKP).

Dua prorgam yang digulirkan sejak tahun 2012 ini, tujuannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari tetapi juga melalui program ini, masyarakat petani di daerah itu bisa menikmati hasilnya di masa tua yaitu dengan konsep pensiun petani.

“ Jadi konsep pensiun petani itu adalah kita mempersiapkan masa tua. Saya mengadopsi sistem yang ada di pegawai negeri setiap bulan penggajian itu selalu ada potongan sekian persen untuk masa tua. Sehingga pada saat tidak produktif lagi maka itu dikembalikan untuk pensiun. Maka dengan sistem ini, kemudian kita mengatur dan kerjasama dengan bank yang ada di TTU setiap produksi apakah jagung, jualan ternak mereka masukan ke bank yang namanya tabungan pensiun petani”, kata Bupati Raymundus Sau Fernandez kepada wartawan di Kupang, Sabtu (25/2/2017) lalu.
“ Tabungan itu dikunci sampai usia dia (petani) 60 tahun baru tabungan itu dibuka untuk kepentingan dia. Itu pensiun dalam bentuk petani dana di lembaga keuangan”, kata Ray Fernandez menambahkan.

Tapi yang dimaksud pensiun petani itu, juga dalam bentuk ternak maupun tanaman. Maka melalui program padat karya pangan itu juga dilakukan verifikasi untuk lahan – lahan yang tidak produktif untuk lahan pertanian holtikultura untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pokok. Program ini diarahkan untuk tanaman perkebunan dan kehutanan, baik itu tanaman jati, mahoni, kemiri dan mente. Untuk Mempersiapkan saat mereka tua tinggal menikmati hasil, apakah dalam bentuk buah, pohon atau kayu. Demikian juga dalam bentuk ternak.

“ Maka kita lakukan meretribusi kepemilikan ternak yang dibagikan melalui kelompok – kelompok tani. Jadi ini melalui bantuan langsung yang disiapkan biaya dari Departemen maupun APBD Kabupaten itu kita meretribusi kembali ternak yang selama ini berada pada orang – orang tertentu saja di setiap desa. Ini terjadi monopoli sehingga kemudian kita tarik yang sudah terima bertahun – tahun ini, kita berikan lagi kepada masyarakat lain yang belum menerima”, jelasnya.
Dia menjelaskan pensiun petani itu bukan dana disiapkan oleh Pemda atau lembaga tertentu tapi pensiun petani yang dimaksudkan adalah masing – masing mempersiapkan masa tuanya melalui tabungan lembaga keuangan, tanaman umar panjang dan juga melalui pemeliaharaan ternak. Sehingga pada saat mereka tua boleh memanfaatkan uang itu untuk kebutuhan hidupnya.

Diakui Ray Fernandez, bahwa petani tidak memiliki kalender petani yang baik, misalnya pada bulan Januari – Desember. Apa yang mau dikerjakan juag tidak jelas. Merke hanya panen pada saat musim hujan.

“ Bayangkan kita bekerja 4 bulan sementara makan 12 bulan. Itu tidak akan cukup. Oleh karena itu, dalam konsep pertanian yang saya bawa di TTU adalah panen itu harus setiap waktu. Soal nanti di lapangan kita berhadapan dengan kesulitan iklimnya tidak bagus maka pendekatan teknologi kita lakukan adalah bangun embung – embung, bor air, cekdam dan waduk dan lain sebagainya”, jelasnya. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *