SURABAYA, beritalima.com | Niat suci Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Surabaya Lia Istifhama yang ingin ikut kontestasi dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, masih saja ada yang menganggap sebelah mata. Keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini disebut bakal melalui jalan terjal untuk mendapatkan tiket piwali.
Saat ini, Ning Lia, sapaan lekat Lia Istifhama, telah mendaftar dan mengikuti fit and proper test di DPD PDI Perjuangan Jatim. Setelah menjalani fit and proper test, dia optimis dapat menggenggam rekom bakal calon wakil wali kota (bacawawali) sebagaimana yang ia daftar
Menanggapi masih adanya statemen miring kepadanya, Ning Lia mengaku tak begitu menghiraukan dan menganggap angin lalu. Menurutnya, fungsionaris PDI Perjuangan sangat obyektif melihat potensi kepemimpinan dan tidak berdasarkan klaim seseorang atau semacamnya.
“Saya woles ae orang mau menilai apa. Dipikir positif dan diambil hikmahnya. Dari awal sudah saya katakan bahwa begitu banyak orang hebat yang masuk dalam bursa Pilwali Surabaya. Di luar penjaringan PDI Perjuangan pun pasti banyak figur yang hebat,” ujar Ning Lia, dikonfirmasi, Sabtu (21/9).
Mengenai alasan memilih mendaftar bacawawali di PDI Perjuangan, Ning Lia kembali menegaskan, bahwa PDI Perjuangan adalah partai pemenang di Surabaya. Selain itu, relawan yang selama ini membantu sosialiasi Ning Lia merupakan grass root PDI Perjuangan.
“Banyaknya relawan dari grass root DPI Perjuangan inilah, makanya harus saya diapresiasi. Saya sih woles mau dikatakan jalan terjal atau gimana. Toh namanya hidup semuanya suratan takdir. Sehebat atau serendah apapun manusia, semuanya tetap harus ikhtiar dalam perjalanan hidupnya,” ungkapnya.
Menurut pengurus Fatayat NU Jatim ini, sejauh ia bertemu dengan fungsionaris PDI Perjuangan mereka sangat obyektif. Melihat potensi kepemimpinan tidak berdasarkan klaim seseorang atau semacamnya.
“Bahkan mereka sekilas saya baca, bukan tipe pemimpin-pemimpin partai yang mudah terbawa opini yang sifatnya kepentingan oknum tertentu. Ini sih yang saya analisa lho. bener tidaknya wallahu a’lam,” ujar alumnus Unair dan UINSA ini.
Saat banyak kalangan yang menuding dirinya sebagai bacawali Bonek, disebut maju Pilbup Sidoarjo dan sebagainya, Ning Lia mengatakan, statemen itu wajar karena sedang ramai-ramainya orang mencari elektabilitas.
“Jadi wajar kalau ngambil salah satu kandidat pilwali sebagai sasaran tembaknya. Tidak apa-apa. Tetep harus woles. Ibarat kata orang Suroboyo, masio dirasani tetep disyukuri ben dapat pahala. Yang terpenting, tidak ada main klaim dari saya. Karena ibu Gubernur seorang pemimpin daerah. Maka alangkah baiknya kalau semua juga menghargai dan menjaga marwah beliau,” tegasnya.
“Kalau hemat saya, sebelum menilai siapapun secara sepihak, bisa pakai salah satu prinsip Nawa Tirta saya kok. Yaitu Wani Rembukan. Jadi dibahas yang obyektif sebelum kesusu menilai,” tandasnya. (*)