WONOSOBO, beritalima.com | Salah satu dari ribuan buruh migran di Hongkong berasal dari Kabupaten Wonosobo. Siti Maryam berhasil dapatkan prestasi yang membanggakan pada olah raga beladiri Taekwondo di negeri orang. Disela-sela kesibukannya sebagai seorang buruh migran ia terus menorehkan prestasi sebagai atlet bela diri.
Prestasi yang diraih adalah 9 medali emas, 3 medali silver dan 1 medali perunggu dari berbagai ajang kompetisi antar club Taekwondo di Hongkong dan antar negara mewakili Hongkong. Selain itu Siti juga pernah mengikuti competition sellection di negara asia seperti Korea dan Jeoang.
Putri cantik kelahiran 1992, anak ke 3 dari 4 bersaudara dari pasutri Khasanudin dan Saniah warga dusun Bangsari Rt.29 Rw. 07 desa Simbang Kecamatan Kalikajar.
Disampaikan Siti Maryam kepada awak media melalui Whassap, dirinya mengaku hanya bersekolah sampai tingkat SMP. Dia belajar di SMPN 1 Kalikajar lulus sekira tahun 2007-2008 dan tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMA karena keterbatasan biaya.
“Pada 2014 lalu Saya memutuskan untuk pergi merantau menjadi buruh migran di Hongkong. Pada 2017 Saya masuk/gabung di Club Foreigners Hongkong Taekwondo Association, berawal melihat teman yang mengikuti olah raga tersebut hingga saya pun tertarik untuk mengikuti olah raga Taekwondo untuk mengisi hari libur setiap Minggu melalukan latihan pada pukul 12.00-16.00.” Jelasnya Selasa (10/03).
“Alhamdulilla disela-sela kesibukan sebagai seorang buruh migran saya dapat prestasi sebagai atlet, juga berhasil menjadi 1st Winner Poomsae Female Individual pada acara Pungnator Badung Sport Tourism Taekwindo Internasional Championship 2019 yang diselenggarakan di Gor Purna Krida Bali Kabupaten Badung Bali pada 25-27 Oktober 2019 lalu.” Ujar Siti
Dengan segala keterbatasannya sebagai buruh migran Indonesia di Hongkong, saya telah meraih 9 medali emas, 3 medali silver dan 1 medali perunggu. Alhamdulilah sampai sekarang sudah mendapt sabuk merah dan bulan depan akan mengikuti ujian kenaikan peringkat dari sabuk merah hitam terus ke hitam. Ujian kenaikan sabuk dilakukan setiap 3 bulan sekali.
“Saya berharap kepada masyarakat yang memiliki bakat/skil dan berprestasi supaya dikembangkan, kepedulian/perhatian Pemeritah sangat diperlukan guna pengembangkan bakat/skil yang dimiliki pemuda-pemudi pelaku olah raga apa saja dan saya berharap suatu saat nanti bisa menjadi guru taekwondo di .” Tandas Siti Maryam.
Sementara itu Subiyanto Guru IPS SMPN 1 Kalikajar membenarkan bahwa Siti Maryam adalah salah satu Siswi alumni SMP Kalikajar tahun 2005-2008. Guru IPS mengungkapkan Siti Maryam siswi yang baik dalam bergaul sama teman-temanya, disiplin, selalu konsen dalam belajar dan sangat menghormati para guru di sekolah.
“Di sekolah Siti tidak kelihatan mempunyai bakat dalam olah raga bela diri/taekwondo, karena waktu Siti masuk SMP belum ada olah raga tersebut, Siti hanya memiliki skil olah raga kecepatan lari Mas.” Katanya
“Kami sangat mengapresiasi dan sangat bangga kepada Siti Maryam salah satu alumni murid/siswi SMPN 1 Kalikajar yang berprestasi dengan perolehan medalinya dan akan menjadi contoh buat anak-anak sekolah di masa sekarang.” Beber Subiyanto.
Terpisah orang tua Siti Maryam yang ditemui dirumah oleh awak media mengatakan bahwa Siti adalah seorang anak yang biasa saja sama seperti anak-anak desa lainya, hanya belajar di sekolah, belajar di rumah dan belajar mengaji di rumah salah satu ustad di desa.
“Sewaktu sekolah SMP Sita harus jalan kaki 1,8 kilo disetiap hari dari rumah menuju Sekolah di Kalikajar. orang tua Siti menambahkan tidak terlihat dari kecil kalau siti ada bakat dibidang olah raga beladiri, yang saya tahu dia hampir setiap hari melakukan joging/olah raga lari kecil saja, katanya untuk mencari keringat.”
“Sebagai orang tua yang mempunyai anak berprestasi sangat senang dan bangga. Saya hanya berpesan kepada Siti, selalu bersyukur apa yang sudah diraih, tingkatkan prestasinya, jangan cepat puas, tetap rendah hati dan tetap jaga ibadah sholat 5 waktunya.” Pungkas Khasanudin. (Rjt-05 Budi)