WONOSOBO, beritalima.com | Cagar kuliner yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebuyaan kabupaten Wonosobo di alun – alun yang digagas oleh salah satu inisiator Pasar Kumandang, Sigit Budi Martono menjadi inovasi kreatifitas baru dalam mengangkat budaya makanan lokal.
Menurutnya cagar kuliner selain untuk mengangkat makanan lokal tempo dulu juga untuk mengangkat pedagang mie ongklok keliling. Mereka adalah pejuang ekonomi yang memberikan andil yang cukup besar dalam menjaga kuliner khas sebagai ikon wisata di Wonosobo.
“Sedikitnya 38 pedagang mie ongklok keliling di wilayah Wonosobo yang dikoordinir menjadi Paguyuban Saba Kamulyan. Sebagai bentuk dukungan terhadap program Cagar Kuliner yang sedang diadakan di alun – alun Wonosobo. ” Terangnya pada Sabtu (21/9).
“Kedepannya mereka perlu membuat gerobak mie ongklok khas Wonosobo agar bisa menambah daya tarik wisata juga menambah rasa bangga sebagai pelaku usaha. ” Harap Sigit.
Sementara penulis buku asal Bogor, Benikno memaparkan datang di Wonosobo dalam rangka menulis tentang cagar kuliner di kabupaten Wonosobo untuk dijadikan buku dan sudah terbit kemarin pada pembukaan cagar kuliner 20 September 2019.
Cagar kuliner adalah ide kreatif yang dikembangkannya kami diskusikan . Budaya yang terbangun mulai dari dapur yang dikelola melalui peralatan, bahan masakan, bumbu, baik dari hewani atau nabati dan bagaimana itu disajikan setelah menjadi masakan.
Dari keseluruhan cagar kuliner melibatkan rumah, pertanian dan peternakan. kita melihat di dalam cagar kuliner ada yang harus kita konfertasi, artinya dilindungi dan dipelihara.
“Kita harus bisa menghasilkan produk – produk baru dari relasi yang ada dalam bentuk kreatifitas baru. karena di kabupaten Wonosobo banyak berkumpul orang jawa dengan orang non Jawa, seperti orang Jawa utara, Jawa selatan, Jatim dan Jabar. ” Jelasnya.
Adanya acara cagar budaya mengundag minat pengunjung cukup tinggi, terutama dilihat dari kesenangan dalam menikmati kuliner yang ada, dan sebagai harapan mereka dibidang ekonomi bagi pelaku kuliner di Wonosobo.
“Saya melihat adanya cagar kuliner kedepan sangat penting bukan hanya buat pelaku bisnis kuliner, melainkan untuk petani sebagai penghasil sayuran, palawija dan lainya. ” Ujar Benikno.
Terpisah salah satu pengunjung asal Kaliwiro mengungkapkan bahwa kabupaten Wonosobo menjadi kota yang baik dalam melakukan semua kegiatan. Sebagai masyarakat Wonosobo Saya merasa bangga mas, terlebih Wonosobo sebagi tuan rumah yang ditempati acara kreatif dan inovasi, apalagi adanya acara cagar kuliner yang mengangkat budaya kuliner lokal di Wonosobo.
“Kuliner yang ada dengan ala desa lebih diminati oleh para pengunjung, seperti nasi leye, sayur urap, ikan asin dan lainya. Kuliner tersebut sangat menarik karena lebih alami dari pada masakan – masakan ala sekarang. Hal ini harus di pertahanian dan dikembangkan untuk kearifan lokal. ” Papar Teguh Pamuji. (Budi)