Palu, BeritaLima – Pemilihan Ketua Umum PB PMII diagendakan akan berlangsung pada malam ini, Jum’at (19/5).
Pengamatan yang dilakukan oleh BeritaLima.com, calon yang mendapatkan dukungan dari Pengurus Cabang pemilik suara, yaitu Mohammad Zairuddin (Rudy) Surabaya, Agus H Jombang, Karebet Malang,
dan Taufiq Bandung.
Tim sukses Zairuddin (Rudy), Rosi yang juga Ketua Umum PMII Cabang Surabaya, menyampaikan bahwa “saatnya Kota Surabaya, yang merupakan tempat lahirnya PMII untuk mempin PB PMII” ungkap Ketua Cabang yang juga Sarjana Keperawatan ini.
“Mohon doa, dukungan dan restunya semua semoga cak Rudy diberikan kepercayaan untuk menjadi Ketua umum PB PMII periode 2017-2019” tegasnya dilokasi kongres.
Cak Rosi sapaan akrabnya menambahkan, hari ini terbukti bahwa kader PMII Surabaya, menduduki jabatan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yaitu Sahabat Imam Nahrowi, itu artinya kader PMII Surabaya sanggup dan siap membesarkan PMII dan memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara melalui PMII.
ISU MONEY POLITIC
Sempat beredar kabar bahwa ada dugaan permainan money politik yang dilakukan beberapa calon untuk menggaet dukungan dari Cabang pemilik suara.
Bahkan disinyalir hal itu dilakukan karena ada bekingan dari elit politik jakarta, sehingga hal itu dapat mencederai nilai luhur dari PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang kritis dan transformatif.
“Kami sangat menyayangkan, kandidat yang mengiming-imingi sejumlah dana dan ticket pesawat untuk perjalanan pulang” tandas Agus peserta asal Jawa Tengah.
BeritaLima.com mencoba melakukan klarifikasi atas isu adanya money politik tersebut, Calon Ketua PMII Agus Herlambang membantah adanya money politik didalam kongres, “yang ada hanya adu gagasan, dan itu sudah menjadi kesepakatan sesama kandidat” pungkasnya melalui sambungan telpon.
Hingga berita ini diturunkan, agenda pemilihan Tatib Calon Ketua Umum PB PMII belum dimulai, malah tampak pengamanan dari kepolisian dengan melibatkan Satbrimobda Polda Suteng nampak diruang masuk forum, yang hal itu membuat sebagian peserta merasa risih. “Kami seperti teroris saja” ungkap peserta yg tidak mau disebutkan namanya.(IRUL)