Camat Jombang Lakukan Pendekatan Humanis Pada PPKM Level IV

  • Whatsapp

Jombang | beritalima.com – PPKM Level IV sampai 9 Agustus, tiap malam melakukan patroli bersama tim satgas covid-19 gabungan antara TNI/Polri dan Aparat birokrasi tiap malam ke empat desa dengan lima tim. Tim satu dari 4 kelurahan, tim dua Plandi, Jabon, Sengon dan Tunggorono. Tim tiganya, Sumberjo, Banjardowo, Plosogeneng, dan Denanyar. Kemudian tim empat, Tambak Beras, Sambong, Jombang Kota, dan Dapupr Kejambon. Tim lima Kepatihan, Pulo Lor, Candimulyo, dan Mojongapit.

“Semuanya bersinergi dengan TNI/Polri dalam melaksanakan PPKM Level IV karena terkait dengan perut kita tidak bisa main keras-kerasan melainkan dengan pendekatan humanis, dan mengingatkan berkali – kali,” jelas Muhdlor, Camat Jombang yang berhasil ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (6/8/2021).

Menurutnya bila pendekatan humanis sampai tiga kali tidak digubris, otomatis melakukan peneguran. Begitu juga bila ditegur masih juga tidak gubris, maka akan menyita KTP untuk ditindak dengan sidang yustisi yang biasa digelar tiap Selasa dan Kamis yang telah ditetapkan Forkopimda Kabupaten.

“Tapi kita masih menggunakan pola humanis dan berusaha selembut – lembut mungkin memberikan pencerahan kepada masyarakat. Kenapa, mereka juga yang butuh makan hingga PKL boleh buka maju satu jam yakni jam 4 sore gak apa apa,” tandasnya.

Lebih lanjut diungkapkan Muhdlor terhadap PKL yang biasanya buka jam 17.00 wib dimajukan pukul 16.00 wib karena tutupnya jam 8 malam. “Walaupun tidak semuanya tutup jam delapan persis karena kepentingan perut, paling tidak dengan himbauan agar menutup usahanya,” tegasnya.

Begitu juga dengan makan di tempat atau Dine In diberi waktu 20 menit dibanding dibawa pulang atau take away. Camat Jombang dalam komentarnya menyatakan terus mengingatkan dengan pendekatan humanis tanpa adanya kekerasan.

“Payah si iyah sudah hampir dua tahun tapi sebagai aparatur tugasnya melayani masyarakat tidak boleh kalah dengan kondisi yang ada meskipun tidak punya anggaran satu rupiah tapi tetap semangat,” jelasnya.

Ditambahkan Muhdlor, sesibuk apapun dalam kondisi seperti ini, tetap diupayakan bisa istirahat untuk menjaga imunitas kesehatan dan harus menjaga diri serta tidak boleh mengorbankan diri kita menolong orang lain kalau diri kita tidak tertolong.

“Jadi kondisi kita harus bagus dulu baru kita menolong orang lain. Jadi yang paling pokok itu pola pikir dan tidak menganggap sebuah beban tapi sebuah tugas yang harus dinikmati dan kebahagiaan,” pungkasnya.

Reporter : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait