JAKARTA, berialima.com | Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) membuka rekrutmen untuk 17.264 prajurit di tahun 2020.
Tak hanya, untuk menjaga kualitas, TNI AD juga akan memperbaiki sistem rekrutmen individu yang direkrut.
Wakil Asisten Personel (Waaspers) KSAD, Brigjen TNI Agus Setiawan, saat berkunjung ke stand TNI AD di hari ketiga 29th Indonesia International Education Training Expo & Scholarship 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, mengatakan, perbaikan sistem akan membuat proses rekrutmen relatif lebih mudah dibanding tahun lalu.
“Misal saat uji jasmani, renang tidak lagi menjadi bahan penilaian yang menentukan, tetapi hanya sebagai data bahan pertimbangan,” terangnya.
Agus menjamin, perbaikan sistem rekrutmen itu tidak mengabaikan kualitas individu yang direkrut. TNI AD tetap mengedepankan rekrutmen yang objektif dan transparan.
“Untuk Catar Akmil sebanyak 400 orang, Pa PK Reguler 130 orang, Pa PK Tenaga Kesehatan 110 orang, Caba PK 3.500 orang, Cata PK 13.100 orang dan mahasiswa beasiswa sebanyak 24 orang,” tandasnya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, TNI AD juga menerapkan sistem zonasi dalam perekrutan calon rajurit. Sistem zonasi itu diterapkan hingga tingkat Kodim.
Putra daerah akan diprioritaskan dalam rekrutmen tersebut. Namun para pendatang yang berdomisili di wilayah tersebut tak kehilangan kesempatan untuk ikut serta. Asalkan sudah berdomisili di wilayah tersebut selama minimal tiga tahun.
“Seluruh warga Indonesia, baik yang di perkotaan, pedesaan, perbatasan, pedalaman, dan di pulau-pulau terluar berhak mengikuti rekrutmen ini,” ucapnya.
Agus mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap modus kejahatan yang menjanjikan kelulusan dalam proses rekrutmen.
“Msyarakat bisa memperoleh informasi rekrutmen melalui saluran-saluran resmi yang dimiliki TNI AD.
Selama proses seleksi, TNI AD tak pernah memungut biaya apapun. Bila ada oknum yang menawarkan kelulusan, jangan percaya,” pesannya. (Red).