Catatan Jurnalis Pamekasan

  • Whatsapp

Tak selamanya mumpuni menjadi sebuah tinta yang selalu menuangkan ‘serap aspirasi’. Rangkaian menjadi untaian, uraian selembaran kertas yang suci. Begitulah dengan tangan- tangan yang cemelik menjadi sebuah kisah yang banyak diketahui banyak kisah, Sabtu 08/4/2017.

Sumber utama patut dijadikan sebuah kajian khusus, observasi untuk menuangkan sebuah kisah yang bisa dijadikan sebuah ukiran yang bisa dikenang, dan terkadang dimanipulasi dalam kemasan sajian- sajian terkini, kapanpun dan siapapun. Melangka kepada sebuah ritualisme, analogi, sugesti setiap perindividual tidak selamanya akan mampu memprediksinya.

Kadang fakta dengan realita menjadi sebuah karangan performen, karakteristik, kepribadian, untuk menjadi sebuah tujuan yang bisa memuaskan trik manipulasi sugesti antar sesama. Yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar

Apakah sebuah rentetan karya tulis menjadikan persepsi memperkaya diri, tentunya dalam mengola sebuah drama menjadi sebuah dramatisir, sempurnahlah semuanya, sirnalah, hancurlah, profesionalisme sebuah kebijakan di netralisir dengan sebuah kebijakan yang tak bisa ditentukan oleh kebijakan itu sendiri.

Siapalah aku dan siapakah kamu.
Adakah sebuah keabsahan profesionalitas karya dan karya. Siapakah di balik layar, dengan drama, sandiwara, permainan kisah yang tersekenario.

Pikirkanlah dan pikirkanlah. Siapa dibalik semua sandiwara.

Penulis: andy.k

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *