MADIUN, beritalima.com– Mencegah lebih baik daripada mengobati. Prinsip itu terus dipegang Pemkot Madiun, Jawa Timur, dalam segala bidang. Seperti dalam penanganan potensi konflik. Upaya antisipasi terus dilakukan pemerintah. Tujuannya, konflik dapat dicegah. Toh tidak meluas jika konflik telanjur terjadi.
‘’Keamanan berdampak luas. Pembangunan, perekonomina, pendidikan, kesehatan, bisa terhambat jika situasi tidak aman. Jangan ditunggu sampai terjadi konflik. Potensi-potensi rawan harus segera ditindaklanjuti,’’ kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, saat rapat koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial di Gedung Diklat, Selasa 19 Desember 2017.
Kinerja tim terpadu (Timdu), wajib dioptimalkan. Apalagi, Kota Madiun bakal menghadapi gawe besar. Terdekat, yakni perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Potensi konflik pasti ada. Mulai soal kemacetan hingga ancaman gangguan keamanan. Pemkot Madiun tentu saja hal ini tidak ingin itu terjadi. Langkah antisipasi digalakkan sedari dini. Timdu beranggotakan hingga tingkat bawah. Melibatkan unsur tiga pilar plus. Mulai pemerintah, kepolisian, TNI, hingga tokoh masyarakat. Keanggotaan hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.
‘’Semua kami libatkan. Harapannya, temuan potensi konflik segera dilaporkan untuk ditangani bersama. Jangan dibiarkan. Konflik sosial bagaikan api dalam sekam yang bisa sewaktu-waktu membesar,’’ ungkapnya.
Potensi konflik, lanjutnya, bakal lebih besar di dua tahun ke depan. Sebab, Kota Madiun menghadapi tahun politik. Ada Pilkada di 2018 dan Pileg di 2019. Tahun politik rawan konflik. Walikota berharap masyarakat tidak mudah terseret arus. Artinya, tidak bereaksi berlebih. Entah siapapun pemenangnya. Tidak terpengaruh dengan mereka yang berupaya menciptakan kegaduhan. Walikota menyebut tim bakal bergerak setiap tahapan. Dimulai dari sekarang. Sebab, tahapan sudah jalan. Salah satunya, verifikasi dukungan pasangan calon perseorangan.
‘’Ini juga berpotensi konflik. Tetap harus menjadi perhatian. Setiap potensi yang muncul rawan menjadi besar. Jangan dianggap sepele,’’ ujarnya.
Kapolres Madiun Kota, AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan, menyebut, ada beberapa potensi rawan saat ini. Selain perayaan Natal dan Tahun Baru, konflik antaran PT KAI Daop VII dengan masyarakat pengguna asset juga berpotensi. Selain itu, munculnya potensi kegiatan Jamaah Islamiyah, hingga potensi konflik antara ojek online dengan konvensional. Pihaknya berharap masyarakat waspada. Senada dengan walikota, Kapolres meminta masyarakat jangan mudah terpancing oknum yang mengambil keuntungan dari konflik. Selain itu, langkah antisapasi tetap harus ditingkatkan.
‘’Prinsipnya antisipasi harus dan penting. Jangan sampai konflik dibiarkan meluas,’’ ungkapnya sembari menyebut lebih baik bermandi keringat di medan latihan daripada bermandi darah di medan pertempuran. (Diskominfo).