Cegah Stunting, Disnak Jatim Ajak Masyarakat Utamakan Protein Hewani

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Persoalan stunting selalu menjadi perhatian penting publik. Terlebih, berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting secara nasional adalah sebesar 24,4 persen tahun 2021. Meskipun, angka tersebut menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3 persen. Hal sama terjadi pada Provinsi Jawa Timur (Jatim) juga turut mengalami tren yang sama dengan penurunan sebesar 3,35 persen, yaitu angka 23,5 persen di 2021.

Meski tren stunting, yaitu kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita, menurun, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tetap menekankan pentingnya upaya untuk terus menekan angka stunting. Tentunya, hal ini berkenaan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar asupan gizi yang sekaligus pembentukan kemandirian pangan.

Semangat Gubernur dalam penurunan angka stunting tersebut, menjadi motivasi kuat Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir Indyah Aryani, MM.

“Sektor pertanian memegang peranan penting dalam memproduksi pangan dan mencegah stunting, salah satunya adalah subsektor peternakan yang memberikan kontribusi lebih dalam memenuhi asupan gizi masyarakat, terutama sumber protein hewani. Sebagai contoh, daging merupakan sumber protein, zat besi, dan beberapa vitamin penting terutama vitamin B. Telur memiliki kandungan asam amino paling lengkap, sedangkan susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.”

Lebih lanjut, Indy, panggilan akrabnya, melalui seluler pada awak media (25/1), menjelaskan tingginya tingkat kebutuhan pangan dari subsetor peternakan.

“Untuk masyarakat Jatim, konsumsi pangan hewani yaitu daging 11,79 kg/kapita/tahun; telur 8,88 kg/kapita/tahun; dan susu 10,27 kg/kapita/tahun. Dengan begitu dibutuhkan ketersediaan tinggi dari protein hewani, yang diharapkan hal ini dipenuhi oleh peternak Jatim sendiri. sebagai wujud penguatan potensi lokal.”

“Jika konsumsi protein hewani terpenuhi, maka harapan Ibu Gubernur terhadap penurunan stunting sesuai target nasional, yaitu mencapai 14 persen pada tahun 2024, Insya Allah terwujud.”

Senada dengannya, Ketua Pertani HKTI Jatim, Dr. Lia Istifhama, secara lugas menyampaikan apresiasi pada gebrakan Disnak Jatim yang dinilainya memberikan banyak kotnribusi pada penguatan sektor peternakan dan ketersediaan protein hewani.

“Banyak gebrakan yang dilakukan Disnak Jatim, diantaranya program pengembangan ternak ruminansia besar sapi dan kerbau; ruminansia kecil kambing dan domba. Selain itu, kita bisa lihat di berbagai pemberitaan, bahwa Disnak Jatim melakukan distribusi hewan ternak sapi perah di beberapa wilayah seperti Lumajang serta penguatan potensi lokal hewan ternak, seperti itik Mojosari di Mojokerto,” jelasnya.

Pertani HKTI Jatim pun menyampaikan harapannya untuk turut membantu Disnak Jatim dalam hal penguatan kesadaran pentingnya pemilihan konsumsi yang dibutuhkan untuk gizi masyarakat.

“Dengan memiliki preferensi konsumsi pada sumber protein hewani, maka akan sangat mungkin, terbentuknya masyarakat yang sehat, cerdas, produktif dan berkualitas. Karena protein yang dibutuhkan oleh tubuh bukan hanya nabati, melainkan juga hewani dan menjadi peran penting bagi kita para orang tua, untuk selalu mengajak anak-anaknya suka minum susu, makan daging dan telur.”

Seperti diketahui, Jawa Timur merupakan salah satu propinsi penyedia pangan nasional. Bukan hanya dikenal sebagai lumbung pertanian, Jatim merupakan penguat sub sektor peternakan sehingga dianggap sebagai salah satu ‘gudang ternak’ dan penyedia bagi mayoritas produksi ternak tingkat nasional. (red)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait