Upacara tersebut dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat DR. Basuki Hadi Moeljono, Sekjen Prepcom 3 for Habitat III Juan Close, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam sambutannya, Basuki mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan delegasi PrepCom 3 for Habitat III dari 137 negara ke Surabaya. Basuki berharap hasil PrepCom 3 ini bisa dibawa ke Prepcom puncaknya di Ekuador pada Oktober mendatang.
“Dengan kebersamaan, kita mempunyai peningkatan spirit mengatasi permasalahan urban,” ujar Basuki di lokasi, Minggu (24/7).
Basuki mengatakan, Prepcom adalah acara 20 tahunan. Prepcom pertama kali digelar pada 1976 di Kanada. Prepcom I di Kanada mempunyai tema pemukiman untuk semua. Prepcom kedua digelar di Turki pada 1996 dengan teman perataan pemukiman di era urbanisasi. Prepcom ketiga digelar di Ekuador dengan tema sustainable humanism.
Sebelum Prepcom utama digelar pada Oktober di Ekuador, ada tiga prepcom pemanasan yang digelar pada September 2015 di New York, Amerika (Prepcom I), pada April 2016 di Nairobi, Kenya (Prepcom II), dan pada Juli di Surabaya, Indonesia (Prepcom III).
“Kami bangga karena dipilih dari 193 negara anggota Prepcom,” kata Basuki.
Lebih bangga lagi, tambah Basuki, Surabaya dipilih sebagai tuan rumah di luar kantor perwakilan PBB seperti New York dan Nairobi.
Basuki menambahkan, Indonesia ikut sejak Prepcom pertama. Dan sebagai negara kepulauan, kata Basuki, Indonesia ditugasi membawa suara negara kepulauan yang rentan terhadap climate change.
“Kami ingin pertemuan ini menghasilkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan,” tandas Basuki.
Sementara itu, Juan Close mengatakan dirinya merasa terhormat bisa datang ke Surabaya. Sebelumnya, Ia juga pernah datang ke Surabaya. Prepcom III yang akan digelar, Senin (25/7) besok merupakan pertemuan demi kemajuan manusia untuk generasi mendatang. Kegiatan ini digelar untuk mencari solusi dari efek negatif akibat urbanisasi.
“Urbanisasi terus berkembang dengan tantangannya. Dengan berbagai kreativitas dan inovasi semoga permasalahan bisa teratasi,” tandas Joan Clos.
Konferensi UN Habitat ini, diprakarsai oleh PBB dan dilakukan rutin setiap 20 tahunan untuk membahas isu-isu lingkungan perumahan, permukiman dan perkotaan, untuk menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global. Nawi