Cerita Warga Bangkalan Saat Kerusuhan Wamena Papua: Rumah Dibakar Hingga Pembunuhan

  • Whatsapp

BANGKALAN- Empat warga Desa Kebun Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura Jawa Timur selamat dari kerusuhan Wamena Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Senin (23/9/2019) lalu.

Mereka satu keluarga diketahui bernama Sahid Alannuri, Muzemmil, Abdul Jalil, dan Jannatul Ma’wa.

Muzemmil bercerita, sebelum peristiwa kerusuhan terjadi masyarakat masih melakukan aktivitas seperti biasa. Dan dirinya bekerja seperti biasa membuka pangkas rambut. Sekitar Pukul 08:00 waktu setempat, datang sekelompok orang mengobrak-abrik rumah, kontrakan, kios, dan tempat umum lainnya.

Muzemmil mengatakan, sekitar pukul 10:00 waktu setempat sekelompok massa itu semakin bertambah sambil membawa senjata tajam jenis parang dan melakukan pengrusakan hingga membakar rumah dan kios,

“Saya sempat buka pangkas, cukur rambut satu pelanggan, gara-gara kerusakan itu langsung ditutup, dan saya lari bersembunyi didalam gubuk selama beberapa jam hingga akhirnya ditolong warga pribumi,” ujarnya saat ditemui Beritalima.com dikediamannya di Desa Kebun Kamal. Selasa (1/10/2019).

Usai bersembunyi, dirinya mengungsi dirumah dewan adat Papua. Selama mengungsi, dirinya melihat beberapa kejadian mengenaskan, seperti pembakaran tempat, pembunuhan serta peristiwa mengenaskan lainnya. “Ada juga orang yang dibakar,” katanya.

Akibat kerusuhan itu, Muzemmil tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharga miliknya seperti sepeda motor, alat kerja, pakaian dan barang-barang lainnya. Selain itu ia juga kehilangan kontrakan yang baru saja dibayar karena dirusak sekelompok massa itu.

“Kontrakan baru diperpanjang Rp 25 juta, sepeda motor beli Rp 13 juta, dan saya juga kehilangan barang berharga lainnya,” tutur Muzemmil.

“Tapi Alhamdulillah saya dan istri bisa pulang kesini (Madura, red) dengan selamat,” tambah dia.

Peristiwa pahit itu juga dialami Abdul Jalil. Pria yang akrab disapa Jalil itu belum sempat bekerja di Wamena. Lantaran ia baru sampai di Wamena Papua pada hari Sabtu (21/9/2019) sebelum kerusuhan terjadi.

“Saya berangkat hari Jum’at sampai disana hari Sabtu, kalau hari minggu disana tidak boleh bekerja harus ditutup semua, jadi belum sempat bekerja,” ungkapnya.

Ia menceritakan, sebelum dirinya dan tiga saudaranya dipindahkan ke tempat pengungsian, sempat menginap di Polres Jayawijaya selama 2 hari. “Setelah kondisi aman kami pindah kerumah dewan adat dan mengungsi disana,” katanya.

Berselang beberapa hari, kata dia, dirinya jalan kaki mencari tiket pesawat agar bisa pulang ke Madura . “Kami cari tiket sendiri, cari hutangan, nelfon ke Keluarga disini agar ditransfer, karena nunggu bantuan ternyata tidak ada,” imbuhnya.

Empat orang yang selamat dari kerusuhan Papua tersebut sampai di kediamannya di Desa Kebun Kamal pada Senin (30/9/2019) kemarin.

Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah setempat karena dirinya pulang tidak membawa apa-apa. “Kami pulang bawa hutang,” tutupnya. (Rus)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *