SUBANG, beritalima.com- Moch Charly Vanhouten sedih saat melihat M Sobik (12), warga Desa Mundusari, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pasalnya, Sobik bocah yang masih duduk di kelas 5 SD Budikarya Mundu itu, memiliki kelamin ganda.
Charly pentolan Vocalis grub Band ST 12 yang sekarang berganti nama Setia Band itu, yang juga merupakan calon legislatif DPR RI daerah pemilihan 9 (Subang, Majalengka dan Sumedang) dari Partai Perindo itu menyempatkan diri dan bertemu langsung dengan M Sobik di kediamannya, yang saat itu mendadak ramai saat kedatangan seorang penyanyi ternama di tanah air seperti Charly. Namun tetap, keriuhan itu tak mengganggu kesedihan yang dirasakan Charly.
Vokalis Setia Band itu menuturkan, dirinya mendapat kabar akan nasib yang dialami bocah tersebut dari rekannya pada awal pekan kemarin. Tak mau menunggu lama, dirinya pun langsung mendatangi kediaman bocah tersebut di Subang.
“Secara pribadi, saya akan bantu anak ini supaya bisa segera dilakukan operasi. Sudah didaftarkan ke RS Hasan Sadikin Bandung, tinggal menunggu jadwal operasinya saja,” ujar Charly dikutip dari okezone.
Charly mengaku, karakter filantropi yang dimilikinya bukan saat ini saja. Tapi, sejak jauh-jauh hari dirinya memang kerap membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Terlepas dari sisi politik dan pencalonan saya, yang jelas membantu masyarakat yang membutuhkan memang harus dilakukan. Kalau bisa saya bantu, ya pasti saya bantu. Apalagi, saat ini sudah dipercaya oleh Perindo untuk membantu sesama,” jelas dia.
Charly menjelaskan, selama ini dirinya kerap berkeliling ke sejumlah daerah. Selama itu juga, dirinya kerap menemukan warga yang memang perlu di tolong.
“Bicara keluhan, memang tidak ada habisnya. Tapi, saya pribadi, itu bukan sebuah keluh kesah. Saya percaya, rakyat Indonesia itu hebat-hebat. Tinggal dari pemerintahnya saja harus siap mengakomodir keperluan mereka,” jelas dia.
Dengan kata lain, sambung dia, pemerintah harus bisa mempertahankan nilai apresiasi kepada rakyatnya. Misalnya, dengan menyiapkan fasilitas penunjang bagi keberlangsungan hidup mereka.
“Masyarakat indonesia hebat, kata siapa kelapar. Mereka itu hanya butuh wadah menurut saya. Makanya, kedepan harapan saya akan mendorong supaya ada wadah, misalnya untuk pengembangan ekonomi kreatif, pengembangan sarana sosial dan budaya. Masyarakat itu butuh dirangkul,” tegas dia.
Sementara itu, Asniti (65) nenek dari M Sobik menuturkan, kelainan yang dialami cucunya ini diketahui sejak anak tersebut lahir. Namun, karena keterbatasan biaya cucunya ini tak kunjung dibawa ke dokter.
“Dulu, saat usianya 9 tahun Sobri sempat mendapat bantuan dari pemerintah. Sudah dioperasi hingga dua kali,” ujar Asniti yang terlihat tak kunjung berhenti menangis meratapi nasib cucunya itu.
Namun, pascaoperasi itu kelainan yang diderita cucunya ini tak kunjung berakhir. Luka bekas operasi pemisahan kelamin cucunya ini malah menyisakan luka.
“Bekas operasinya dulu terbuka kembali dan menyisakan luka. Akrifitasnya kerap terganggu. Sobri sering meringis kesatikan,” jelas dia.
Beruntung, kondisinya ini diketahui rekan Charly. Saat ini, cucunya telah didaftarkan ke RS untuk kembali menjalani operasi pemisahan alat kelamin.
Dia berkisah, cucunya mengalami kelainan sejak lahir. Semula, Sobik terlahir dengan kelamin perempuan. Namun, tak berapa lama sejak dilahirkan, di bagian atas kelamin kewanitaannya, mendadak tumbuh penis berukuran kecil tanpa buah zakar (testis).
“Tapi kalau dia pipis (buang air kecil,red), keluarnya tetap dari lubang kelamin wanitanya,” ucapnya.
Sejak lahir, Sobik tinggal bersama nenek, ibu dan ayah tirinya di sebuah rumah kontrakan di Desa Mundusari. Sejak berusia empat tahun, Sobik sudah ditinggal pergi ayah kandungnya yang hingga kini entah kemana.
Pihaknya mengaku, dulu sempat melakukan tes hormon dan USG di RS Hasan Sadikin Bandung. Hasilnya, 90 persen hormon yang dimiliki Sobik adalah laki-laki. Hasil USG juga menunjukan tidak terdapat struktur uterus dan semua organ tubuh lainnya normal. [Red]